Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku terus mendorong percepatan pembangunan di negeri-negeri adat dengan tetap mempertahankan adat dan budaya sebagai salah satu kekuatan dan kearifan lokal masyarakat di provinsi tersebut.
"Kami berkomitmen meningkatkan pembangunan negeri-negeri adat di Maluku baik menggunakan skema pembiayaan dana desa (DD) maupun alokasi dana desa (ADD). Tetapi diharapkan tetap memegang teguh adat istiadat yang ada," kata Gubernur Maluku Murad Ismail saat menghadiri pelantikan dan pengukuhan Raja Negeri Seith, Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu.
Gubernur menilai, era globalisasi yang mengalami perubahan sangat cepat ikut berpengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat di kampung-kampung yang jauh dari kota.
"Dampak positifnya adalah keterbukaan dan kecepatan informasi serta modernisasi. Sedangkan dampak negatifnya adalah kecenderungan hidup masyarakat semakin glamour, materialistis dan individualistis,"ujarnya.
Dampak negatif yang ditimbulkan akibat kemajuan modernisasi itu, menurut Gubernur, sebenarnya bertentangan dengan budaya hidup orang Maluku yang menjunjug tinggi rasa persaudaraan.
Karena itu, dia merasa bertanggung jawab untuk mengajak masyarakat di Maluku, terus memperkuat kesadaran hidup orang basudara (bersaudara) yang dilandasi semangat "Siwalima", Pela-Gandong serta saling mengasihi, memahami serta menghargai dan peduli satu dengan lainnya.
Gubernur juga berharap pengukuhan Rivi Ramli Nukuhehe secara adat, tidak sekedar seremonial, tetapi bentuk tanggung jawab moril untuk melestarikan dan mewariskan nilai kepemimpinan yang amanah, bertanggung jawab dan selalu berpihak pada kepentingan rakyat.
Selain itu, membentuk karakter karakter identitas kultural dan peradaban yang dapat memperkuat harmoni dan persaudaraan dalam masyarakat, serta menjadi modal sosial dalam pembangunan bangsa dan negara.
Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal juga menegaskan kelompok masyarakat adat selaku komponen penting dalam gerak sejarah pengembangan daerah, dapat senantiasa terlibat dalam setiap proses pembangunan di daerah mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan agar akselerasi pembangunan negeri dapat meningkat.
"Peran serta masyarakat sangat menentukan kemajuan pembangunan pada segala aspek dan dimensinya, termasuk pelestarian nilai-nilai sejarah, adat dan budaya sebagai kekayaan intelektual bernilai tinggi di masa mendatang," ujarnya.
Rivi Ramli Nukuhehe dikukuhkan sebagai Raja Negeri Seith menggantikan raja sebelumnya Mahfud Nukuhehe yang meninggal dalam tugas, oleh Tatua Adat Wais Nukuhaly melalui pemasangan Mahkota Raja di Baileo depan Masjid Tua Negeri Seith, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu.
Saat dikukuhkan sebagai Upu Latu Uliala Leisiwa, ia didampingi Raja Negeri Lima M. Ghozali Soulissa, Raja Negeri Kaitetu Muhammad Armin Lumaela dan Kapitan Negeri Seith Sukran Lalihun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Kami berkomitmen meningkatkan pembangunan negeri-negeri adat di Maluku baik menggunakan skema pembiayaan dana desa (DD) maupun alokasi dana desa (ADD). Tetapi diharapkan tetap memegang teguh adat istiadat yang ada," kata Gubernur Maluku Murad Ismail saat menghadiri pelantikan dan pengukuhan Raja Negeri Seith, Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu.
Gubernur menilai, era globalisasi yang mengalami perubahan sangat cepat ikut berpengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat di kampung-kampung yang jauh dari kota.
"Dampak positifnya adalah keterbukaan dan kecepatan informasi serta modernisasi. Sedangkan dampak negatifnya adalah kecenderungan hidup masyarakat semakin glamour, materialistis dan individualistis,"ujarnya.
Dampak negatif yang ditimbulkan akibat kemajuan modernisasi itu, menurut Gubernur, sebenarnya bertentangan dengan budaya hidup orang Maluku yang menjunjug tinggi rasa persaudaraan.
Karena itu, dia merasa bertanggung jawab untuk mengajak masyarakat di Maluku, terus memperkuat kesadaran hidup orang basudara (bersaudara) yang dilandasi semangat "Siwalima", Pela-Gandong serta saling mengasihi, memahami serta menghargai dan peduli satu dengan lainnya.
Gubernur juga berharap pengukuhan Rivi Ramli Nukuhehe secara adat, tidak sekedar seremonial, tetapi bentuk tanggung jawab moril untuk melestarikan dan mewariskan nilai kepemimpinan yang amanah, bertanggung jawab dan selalu berpihak pada kepentingan rakyat.
Selain itu, membentuk karakter karakter identitas kultural dan peradaban yang dapat memperkuat harmoni dan persaudaraan dalam masyarakat, serta menjadi modal sosial dalam pembangunan bangsa dan negara.
Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal juga menegaskan kelompok masyarakat adat selaku komponen penting dalam gerak sejarah pengembangan daerah, dapat senantiasa terlibat dalam setiap proses pembangunan di daerah mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan agar akselerasi pembangunan negeri dapat meningkat.
"Peran serta masyarakat sangat menentukan kemajuan pembangunan pada segala aspek dan dimensinya, termasuk pelestarian nilai-nilai sejarah, adat dan budaya sebagai kekayaan intelektual bernilai tinggi di masa mendatang," ujarnya.
Rivi Ramli Nukuhehe dikukuhkan sebagai Raja Negeri Seith menggantikan raja sebelumnya Mahfud Nukuhehe yang meninggal dalam tugas, oleh Tatua Adat Wais Nukuhaly melalui pemasangan Mahkota Raja di Baileo depan Masjid Tua Negeri Seith, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu.
Saat dikukuhkan sebagai Upu Latu Uliala Leisiwa, ia didampingi Raja Negeri Lima M. Ghozali Soulissa, Raja Negeri Kaitetu Muhammad Armin Lumaela dan Kapitan Negeri Seith Sukran Lalihun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022