Dinas Kesehatan Kota Ambon menyebutkan tiga persen warga di Ibu Kota Provinsi Maluku itu tidak menggunakan jamban sehat untuk buang air besar (BAB).

"Masih ada warga yang tidak menggunakan jamban untuk BAB tetapi memilih untuk langsung ke aliran sungai atau kali, atau ada juga yang memiliki jamban tetapi tidak masuk dalam septik tank," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy, di Ambon, Kamis.

Menurut dia, akses sanitasi khususnya pada penggunaan jamban sehat menjadi perhatian yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat.

Sanitasi sesuai nomenklatur MDGs adalah pembuangan tinja meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air besar, jenis kloset yang digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja.

"Sejumlah kawasan terpantau masih ada yang tidak menggunakan jamban sehat seperti Waihaong, Skip dan Tanah Tinggi, juga kawasan kecamatan Leitimur Selatan," katanya.

Baca juga: Dinas Kesehatan: Belum ada laporan KIPI vaksinasi anak di Ambon, begini penjelasannya

Dijelaskannya, dampak buruk dari BAB pada sembarang tempat adalah penularan penyakit, mengingat adanya transmisi penyakit dari tinja.

Solusi agar masyarakat tidak BAB di sungai adalah dengan membangun jamban komunal.

Pembangunan jamban komunal bertujuan untuk mengurangi pencemaran air dan tanah yang merupakan dampak yang luas bagi masyarakat sekitar; penyediaan sarana dasar sanitasi yang layak bagi masyarakat.

Selain itu peningkatan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan sanitasi lingkungan, mencegah penyebaran penyakit terutama akibat pembuangan limbah di sembarang tempat. 

"Diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dari dalam diri masyarakat untuk selalu menggunakan jamban yang sehat tidak merusak lingkungan dan pencemarannya," katanya.

Baca juga: Waspada, Omicron punya gejala yang hanya muncul di malam hari

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022