Ambon (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Ambon, Maluku memastikan belum ditemukan penyebaran penyakit cacar monyet atau Monkey Pox di daerah itu.
"Kami pastikan tidak ada kasus cacar monyet yang ditemukan, karena itu masyarakat Kota Ambon tidak perlu resah dan khawatir dengan informasi yang tidak benar, " kata Kepala Dinkes Kota Ambon Wendy Pelupessy di Ambon, Selasa.
Dirinya juga membantah isu pasien cacar monyet yang sementara ini dirawat di Rumah Sakit Siloam Ambon.
"Isu tersebut tidak benar karena tidak diketahui sumber. Kami sudah konfirmasi ke pihak RS Siloam dan tidak ada pasien yang sementara dirawat, karena itu kami pastikan informasi itu hoaks," katanya.
Ia menyatakan saat ini salah satu warga asal Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dengan keluhan penyakit kulit datang ke RS tersebut untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
Pihak RS itu, katanya, kemudian meminta yang bersangkutan diambil spesimen di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL) agar dikirim ke laboratorium untuk proses pemeriksaan lanjutan.
Wendy menjelaskan masyarakat jika mengalami gejala, maka spesimen harus diambil dan diuji di laboratorium tersebut.
Setelah itu, baru bisa dinyatakan apakah menderita cacar monyet atau tidak, mengingat
ciri-cirinya hampir mirip dengan cacar air.
"Penyakit cacar air cirinya bintik-bintik dan ada cairan di dalam. Tetapi cacar monyet itu berisi nanah," kata dia.
Pihaknya meminta masyarakat tidak perlu khawatir, melainkan tetap menjaga kebersihan diri dan hal terpenting selalu mengutamakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Penyakit cacar monyet disebarkan oleh virus Monkypox. Virus itu bisa sembuh dengan sendirinya, jika kita mempunyai daya tahan tubuh kuat, maka virusnya bisa sembuh," ujarnya.
Jika ada gejala yang menjurus atau suspek penyakit itu, katanya, harus melalui pemeriksaan laboratorium.
Di Indonesia hanya ada 11 laboratorium yang direkomendasi untuk pemeriksaan Monkeypox.