Anggota DPR - RI , Hendrik Lewerissa mengajak seluruh warga di provinsi Maluku untuk mendukung upaya perdamaian antarwarga dan penyelesaian konflik sosial yang terjadi di Pulau Haruku, kabupaten Maluku Tengah pada 26 Januari 2022.
"Saya mengajak dan mengimbau semua warga untuk bersama-sama mendukung upaya penyelesaian konflik antarwarga Ori dan Pelauw dengan Kariuw yang terjadi pada Rabu (26/1)," kata Hendrik, yang dimintai tanggapan dari Ambon, Kamis.
Anggota DPR-RI Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku itu mengimbau seluruh warga Maluku di mana pun berada agar tidak terprovokasi dengan konflik yang terjadi antarwarga dua negeri bertetangga itu.
"Beta (saya) mengimbau kepada basudara (saudara) semua yang ada di Maluku untuk tidak terprovokasi, terhasut atau terpancing dengan peristiwa yang terjadi antara warga Negeri Kariuw dan Ori. Mari kita percayakan pemerintah khususnya aparat penegak hukum untuk mengambil semua tindakan yang dipandang perlu sesuai hukum yang berlaku di NKRI guna mengendalikan situasi di sana," ujarnya.
Politisi Partai Gerindra ini mengemukakan, siapa pun yang terlibat, termasuk pemicu bentrokan dan menyebarkan berita bohong hendaknya dapat diproses aparat kepolisian sesuai ketentuan hukum yang berlaku, sehingga tidak berdampak terhadap situasi dan kondisi keamanan yang saat ini telah terkendali.
Ia juga mengajak semua komponen bangsa untuk ikut mengambil tindakan kemanusiaan guna meringankan beban yang dialami oleh warga yang menjadi korban dari peristiwa tersebut.
Selain itu, semua pihak diajak untuk senantiasa mendoakan agar proses rekonsiliasi dan perdamaian antarwarga kedua negeri itu segera terwujud.
"Pengalaman tragedi kemanusiaan pada 1999 seharusnya memberikan kita pelajaran akan penting dan berharganya kehidupan orang basudara (bersaudara) yang harmonis penuh kedamaian dibingkai budaya Pela-Gandong," tandas Hendrik.
Kunjungi korban konflik
Sementara itu sejumlah pimpinan daerah dipimpin Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nataniel Orno, sejak Kamis pagi mengunjungi Negeri Kariuw yang telah ditinggalkan oleh warganya mengungsi ke Negeri Aboru, guna menyaksikan kondisi terkini setelah konflik yang terjadi Rabu (26/1).
Para pejabat yang ikut dalam peninjauan tersebut yakni Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon, Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P Ritiauw dan Komandan Lantamal IX Ambon Brigjen TNI. Said Latuconsina serta Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal.
Bahkan Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif, Danrem Arnold Ritiauw dan Bupati Abua Tuasikal telah berada di Pulau Haruku sejak Rabu (26/1) petang untuk berdialog dengan tokoh masyarakat negeri Pelauw dan Ori.
Forkopimda pada sore juga berkesempatan mengunjungi Negeri Aboru untuk bertemu dengan warga Kariuw yang sedang mengungsi guna berdialog dengan mereka guna mencari solusi penyelesaian konflik yang dilatari sengketa batas wilayah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Saya mengajak dan mengimbau semua warga untuk bersama-sama mendukung upaya penyelesaian konflik antarwarga Ori dan Pelauw dengan Kariuw yang terjadi pada Rabu (26/1)," kata Hendrik, yang dimintai tanggapan dari Ambon, Kamis.
Anggota DPR-RI Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku itu mengimbau seluruh warga Maluku di mana pun berada agar tidak terprovokasi dengan konflik yang terjadi antarwarga dua negeri bertetangga itu.
"Beta (saya) mengimbau kepada basudara (saudara) semua yang ada di Maluku untuk tidak terprovokasi, terhasut atau terpancing dengan peristiwa yang terjadi antara warga Negeri Kariuw dan Ori. Mari kita percayakan pemerintah khususnya aparat penegak hukum untuk mengambil semua tindakan yang dipandang perlu sesuai hukum yang berlaku di NKRI guna mengendalikan situasi di sana," ujarnya.
Politisi Partai Gerindra ini mengemukakan, siapa pun yang terlibat, termasuk pemicu bentrokan dan menyebarkan berita bohong hendaknya dapat diproses aparat kepolisian sesuai ketentuan hukum yang berlaku, sehingga tidak berdampak terhadap situasi dan kondisi keamanan yang saat ini telah terkendali.
Ia juga mengajak semua komponen bangsa untuk ikut mengambil tindakan kemanusiaan guna meringankan beban yang dialami oleh warga yang menjadi korban dari peristiwa tersebut.
Selain itu, semua pihak diajak untuk senantiasa mendoakan agar proses rekonsiliasi dan perdamaian antarwarga kedua negeri itu segera terwujud.
"Pengalaman tragedi kemanusiaan pada 1999 seharusnya memberikan kita pelajaran akan penting dan berharganya kehidupan orang basudara (bersaudara) yang harmonis penuh kedamaian dibingkai budaya Pela-Gandong," tandas Hendrik.
Kunjungi korban konflik
Sementara itu sejumlah pimpinan daerah dipimpin Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nataniel Orno, sejak Kamis pagi mengunjungi Negeri Kariuw yang telah ditinggalkan oleh warganya mengungsi ke Negeri Aboru, guna menyaksikan kondisi terkini setelah konflik yang terjadi Rabu (26/1).
Para pejabat yang ikut dalam peninjauan tersebut yakni Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon, Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P Ritiauw dan Komandan Lantamal IX Ambon Brigjen TNI. Said Latuconsina serta Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal.
Bahkan Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif, Danrem Arnold Ritiauw dan Bupati Abua Tuasikal telah berada di Pulau Haruku sejak Rabu (26/1) petang untuk berdialog dengan tokoh masyarakat negeri Pelauw dan Ori.
Forkopimda pada sore juga berkesempatan mengunjungi Negeri Aboru untuk bertemu dengan warga Kariuw yang sedang mengungsi guna berdialog dengan mereka guna mencari solusi penyelesaian konflik yang dilatari sengketa batas wilayah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022