Basarnas menyatakan sebanyak enam orang meninggal dunia dalam musibah kecelakaan laut akibat tenggelamnya "longboat" Rajawali di perairan Tanjung Burang, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku pada Senin, (21/2).
"Korban yang meninggal dunia kebanyakan berusia lanjut dan seorang balita berjenis kelamin perempuan yang usianya antara enam hingga delapan tahun," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Mustari, di Ambon, Selasa.
Ia menjelaskan lima korban meninggal dunia yang telah terdentifikasi antara lain Oinar Uar Husin (72), Mboisiti Rumra (88), Tajali Salamun (66), Suryati Fer (70), Ahad Renel (70), sedangkan satu balita perempuan belum diketahui identitasnya.
Musibah kecelakaan kapal ini diketahui Basarnas setelah menerima informasi dari seorang warga bernama Memet (39) yang merupakan warga Ohoi Banda Efruan, Kecamatan Kei Besar Utara Timur.
Baca juga: Basarnas: Lima orang meninggal dunia dalam kecelakaan kapal di Malra, tidak patuhi peringatan BMKG
Ia menerangkan bahwa pada Senin, (21/2) sekitar pukul 07.15 WIT, longboat yang mengangkut 25 orang, termasuk nahkoda, berangkat dari Watdek, Kota Tual menuju Desa Banda Eli, Kecamatan Kei Besar Utara Timur (Malra).
Namun setibanya di Perairan Tanjung Burang sekitar pukul 14.40 WIT, longboat tersebut diterpa gelombang tinggi yang diperkirakan sekitar 3-4 meter disertai angin kencang sehingga kemasukan air dari bagian depan dan samping sampai akhirnya tenggelam.
Tim SAR gabungan menggunakan KN. SAR Baharata di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual, Kecamatan Dullah Selatan langsung melakukan upaya pencarian dan mengevakuasi 19 penumpang lainnya yang selamat.
Ikut dalam kegiatan penyelamatan Kepala Pos Sar Tual Rusdianto dan kru Kapal SAR 10 orang, Kapten Bakamla Helwan Andriansya dan tiga orang anggota Bakamla Tual, Aipda. M. Besan dan satu orang anggota Polairud Tual, anggota Unit Intel Lanal Serka Amin, personel Deninteldam XVI/Pattimura Sertu Ari Agus M dan keluarga korban 42 orang.
Pukul 17.20 WIT, para korban meninggal dunia dievakuasi ke Desa Banda Eli, Kecamatan Kei Besar Utara Timur untuk dilakukan pemakaman.
Baca juga: Akibat cuaca buruk tiga kecelakaan kapal dalam sehari di Maluku, patuhi peringatan BMKG
Selanjutnya pada pukul 16.25 WIT, Tim SAR gabungan berangkat dengan KN. SAR Baharara 242 dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Negeri Tual menuju lokasi kejadian dengan titik koordinat 5°15'786'' S 132°8'406''E, heading : 51° timur laut Kota Tual.
Pukul 17.30 WIT, tim SAR gabungan tiba di perairan laut antara Pulau Tual dan Pulau Kei Besar, namun karena gelombang tinggi diperkirakan antara 4 - 5 meter sehingga mereka tidak bisa melanjutkan pencarian dan tim kembali ke Kota Tual.
Sedangkan korban selamat yang baru teridentfikasi di antaranya Sharin Uar selaku nahkoda/pemilik longboat, Ndener Salamun, Kadir Sanmas, Babau Latar, dan Ahmat Tahatyanan, demikian Mustari.
Baca juga: Kapal berpenumpang 15 orang tenggelam di perairan Pulau Kabat, patuhi peringatan BMKG
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang tinggi enam meter di Perairan Maluku, patuhi peringatan dini
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Korban yang meninggal dunia kebanyakan berusia lanjut dan seorang balita berjenis kelamin perempuan yang usianya antara enam hingga delapan tahun," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Mustari, di Ambon, Selasa.
Ia menjelaskan lima korban meninggal dunia yang telah terdentifikasi antara lain Oinar Uar Husin (72), Mboisiti Rumra (88), Tajali Salamun (66), Suryati Fer (70), Ahad Renel (70), sedangkan satu balita perempuan belum diketahui identitasnya.
Musibah kecelakaan kapal ini diketahui Basarnas setelah menerima informasi dari seorang warga bernama Memet (39) yang merupakan warga Ohoi Banda Efruan, Kecamatan Kei Besar Utara Timur.
Baca juga: Basarnas: Lima orang meninggal dunia dalam kecelakaan kapal di Malra, tidak patuhi peringatan BMKG
Ia menerangkan bahwa pada Senin, (21/2) sekitar pukul 07.15 WIT, longboat yang mengangkut 25 orang, termasuk nahkoda, berangkat dari Watdek, Kota Tual menuju Desa Banda Eli, Kecamatan Kei Besar Utara Timur (Malra).
Namun setibanya di Perairan Tanjung Burang sekitar pukul 14.40 WIT, longboat tersebut diterpa gelombang tinggi yang diperkirakan sekitar 3-4 meter disertai angin kencang sehingga kemasukan air dari bagian depan dan samping sampai akhirnya tenggelam.
Tim SAR gabungan menggunakan KN. SAR Baharata di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual, Kecamatan Dullah Selatan langsung melakukan upaya pencarian dan mengevakuasi 19 penumpang lainnya yang selamat.
Ikut dalam kegiatan penyelamatan Kepala Pos Sar Tual Rusdianto dan kru Kapal SAR 10 orang, Kapten Bakamla Helwan Andriansya dan tiga orang anggota Bakamla Tual, Aipda. M. Besan dan satu orang anggota Polairud Tual, anggota Unit Intel Lanal Serka Amin, personel Deninteldam XVI/Pattimura Sertu Ari Agus M dan keluarga korban 42 orang.
Pukul 17.20 WIT, para korban meninggal dunia dievakuasi ke Desa Banda Eli, Kecamatan Kei Besar Utara Timur untuk dilakukan pemakaman.
Baca juga: Akibat cuaca buruk tiga kecelakaan kapal dalam sehari di Maluku, patuhi peringatan BMKG
Selanjutnya pada pukul 16.25 WIT, Tim SAR gabungan berangkat dengan KN. SAR Baharara 242 dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Negeri Tual menuju lokasi kejadian dengan titik koordinat 5°15'786'' S 132°8'406''E, heading : 51° timur laut Kota Tual.
Pukul 17.30 WIT, tim SAR gabungan tiba di perairan laut antara Pulau Tual dan Pulau Kei Besar, namun karena gelombang tinggi diperkirakan antara 4 - 5 meter sehingga mereka tidak bisa melanjutkan pencarian dan tim kembali ke Kota Tual.
Sedangkan korban selamat yang baru teridentfikasi di antaranya Sharin Uar selaku nahkoda/pemilik longboat, Ndener Salamun, Kadir Sanmas, Babau Latar, dan Ahmat Tahatyanan, demikian Mustari.
Baca juga: Kapal berpenumpang 15 orang tenggelam di perairan Pulau Kabat, patuhi peringatan BMKG
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang tinggi enam meter di Perairan Maluku, patuhi peringatan dini
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022