Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Maluku membentuk Generasi Berencana yang bertujuan untuk mencegah remaja mengalami stres dan menurunkan angka orang hidup dengan gangguan jiwa di Maluku.
"Kami akan membentuk Generasi Berencana agar bisa memberikan dukungan, sekaligus memberikan penguatan kepada remaja-remaja kita sebagai bagian dari cara menurunkan orang yang hidup dengan gangguan jiwa," kata Kepala BKKBN Maluku Sarles Brabar, di Kota Ambon, Selasa.
Pembentukan Generasi Berencana ini sangat penting karena tujuannya untuk mengajak remaja agar tidak masuk dalam kondisi stres yang dapat mengakibatkan gangguan jiwa.
Baca juga: BKKBN: 147.657 KK di Maluku berkategori risiko tengkes atau stunting, begini penjelasannya
Menurut dia, BKKBN Provinsi Maluku baru melakukan pendataan terkait berapa banyak orang yang hidup dengan gangguan jiwa. Data secara nasional menunjukkan tujuh banding 1.000 orang saat ini hidup dalam gangguan jiwa.
"Artinya pendataan yang dilakukan secara nasional perhitungannya dalam 1.000 orang terdapat tujuh orang dengan gangguan jiwa, dan perhitungan ini Maluku masuk di dalamnya," kata Sarles.
Menurut dia, orang yang saat ini hidup dengan gangguan jiwa, bukan saja yang dikenal dalam konsep orang gila, melainkan juga orang yang hidupnya sudah stres yang seringkali membuat orang itu putus asa.
Selain itu, gangguan jiwa juga bisa dilihat dari orang yang sudah tidak bisa lagi beraktivitas dengan baik karena banyak persoalan yang dihadapi dalam perjalanan kehidupannya.
Baca juga: BKKBN Malut evaluasi penerapan ZI WBK dan PMPRB
"Orang yang hidup dengan gangguan jiwa terutama para kaum remaja akhirnya lari ke narkoba dan hal-hal negatif lain, karena mereka ini mau mengadu ke mana, kita butuh bantuan pemerintah guna memperhatikan hal ini, karena itu BKKBN akan membentuk generasi berencana," katanya.
Melalui Generasi Berencana, kata dia, BKKBN akan melakukan program yang bisa menggiatkan anak-anak remaja sehingga mereka tidak larut dalam hal-hal yang merugikan seperti balapan motor di malam hari, tawuran, dan narkoba.
Ia menambahkan, BKKBN juga akan membentuk yang namanya program pusat informasi konseling di sekolah-sekolah, baik di SMP, SMA maupun perguruan tinggi.
"Program ini dapat dilakukan secara intens sehingga kami memberikan banyak edukasi, materi-materi agar masyarakat bisa mengetahui tentang hal itu," ujarnya.
Baca juga: BKKBN Malut tangani 938 balita kurang gizi , dorong kesadaran masyarakat
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Kami akan membentuk Generasi Berencana agar bisa memberikan dukungan, sekaligus memberikan penguatan kepada remaja-remaja kita sebagai bagian dari cara menurunkan orang yang hidup dengan gangguan jiwa," kata Kepala BKKBN Maluku Sarles Brabar, di Kota Ambon, Selasa.
Pembentukan Generasi Berencana ini sangat penting karena tujuannya untuk mengajak remaja agar tidak masuk dalam kondisi stres yang dapat mengakibatkan gangguan jiwa.
Baca juga: BKKBN: 147.657 KK di Maluku berkategori risiko tengkes atau stunting, begini penjelasannya
Menurut dia, BKKBN Provinsi Maluku baru melakukan pendataan terkait berapa banyak orang yang hidup dengan gangguan jiwa. Data secara nasional menunjukkan tujuh banding 1.000 orang saat ini hidup dalam gangguan jiwa.
"Artinya pendataan yang dilakukan secara nasional perhitungannya dalam 1.000 orang terdapat tujuh orang dengan gangguan jiwa, dan perhitungan ini Maluku masuk di dalamnya," kata Sarles.
Menurut dia, orang yang saat ini hidup dengan gangguan jiwa, bukan saja yang dikenal dalam konsep orang gila, melainkan juga orang yang hidupnya sudah stres yang seringkali membuat orang itu putus asa.
Selain itu, gangguan jiwa juga bisa dilihat dari orang yang sudah tidak bisa lagi beraktivitas dengan baik karena banyak persoalan yang dihadapi dalam perjalanan kehidupannya.
Baca juga: BKKBN Malut evaluasi penerapan ZI WBK dan PMPRB
"Orang yang hidup dengan gangguan jiwa terutama para kaum remaja akhirnya lari ke narkoba dan hal-hal negatif lain, karena mereka ini mau mengadu ke mana, kita butuh bantuan pemerintah guna memperhatikan hal ini, karena itu BKKBN akan membentuk generasi berencana," katanya.
Melalui Generasi Berencana, kata dia, BKKBN akan melakukan program yang bisa menggiatkan anak-anak remaja sehingga mereka tidak larut dalam hal-hal yang merugikan seperti balapan motor di malam hari, tawuran, dan narkoba.
Ia menambahkan, BKKBN juga akan membentuk yang namanya program pusat informasi konseling di sekolah-sekolah, baik di SMP, SMA maupun perguruan tinggi.
"Program ini dapat dilakukan secara intens sehingga kami memberikan banyak edukasi, materi-materi agar masyarakat bisa mengetahui tentang hal itu," ujarnya.
Baca juga: BKKBN Malut tangani 938 balita kurang gizi , dorong kesadaran masyarakat
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022