Dinas Kesehatan Provinsi Maluku mengidentifikasi sedikitnya terdapat 430 penderita penyakit kusta yang tersebar di 11 wilayah selama 2010 dan mereka  perlu mendapatkan pelayanan kesehatan secara kontinyu. "Dari jumlah penderita itu, 85 orang di antaranya berdomisili di Pulau Ambon yang membutuhkan penangan medis lebih lanjut," kata Kabid Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Ritha Taihutu usai mengikuti acara advokasi penyakit kusta yang disampaikan kepada anggota DPRD Kota Ambon, Selasa. Guna mencegah penyebaran penyakit menular ini, Pemerintah telah menyebarkan obat secara gratis di seluruh Puskesmas yang ada di Maluku sehingga penderita yang datang untuk berobat akan mendapatkan perawatan secara gratis tanpa dipungut bayaran. "Kami telah membentuk tim kesehatan bersama yang merupakan gabungan Dinkes Provinsi dan Kota Ambon untuk melakukan pemantauan," katanya. Kegiatan pemantauan dilakukan di Puskesmas Kelurahan Rijali Kecamatan Sirimau dan Puskesmas Kelurahan Benteng di Kecamatan Nusaniwe 7 Februari 2011 mendatang untuk melihat jalannya proses pelayanan kesehatan gratis bagi penderita kusta. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari perayaan hari  kusta  sedunia yang biasanya dilakukan minggu terakhir  setiap bulan Januari. Taihutu menambahkan, penyakit kusta ini tidak mematikan secara langsung, tapi stigmanya yang membuat si penderita semakin lama menjadi stres yang berakibatkan mereka meninggal dunia. Kusta adalah penyakit menahun  yang disebabkan oleh kuman kusta  (Mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, syaraf tepid dan jaringan tubuh lainnya. Ada dua jenis penyakit kusta yakni kering (pausi Basiler) dan kusta basah (Multi Basiler), dan gejalanya berawal dari kelainan kulit berupa bercak putih seperti panu atau kemerahan yang kurang rasa ataupun mati rasa, tidak ditumbuhi bulu, tidak mengeluarkan keringat , tidak gatal dan sakit, sehingga penderita seringkali tidak merasa terganggu.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011