Kantor Perwakilan Bank Indonesia  (BI) Provinsi Maluku menyatakan kenaikan harga sejumlah komoditas hortikultura dan tiket pesawat menjadi penyebab terbesar terjadinya inflasi di Maluku pada bulan Juni 2022 yang mencapai 0,11 persen (mtm).

"Kenaikan harga komoditas hortikultura seperti bawang merah, tomat dan cabai rawit  utamanya terjadi akibat terganggunya pasokan  dari daerah sentra. Curah hujan yang tinggi pada daerah sentra cabai, khususnya di Jawa, berdampak pada menurunnya produksi dan mendorong kenaikan harga," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku Lukman Hakim, di Ambon, Senin.

Selain itu, kebijakan kenaikan bahan bakar pesawat terbang fuel Surcharge mendorong kenaikan tarif angkutan udara atau harga tiket pesawat. Hal tersebut karena adanya Keputusan Menhub No.68 Tahun 2022 tentang biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara untuk sebagai respon kenaikan harga minyak dunia yang terjadi saat ini, sehingga maskapai penerbangan menaikkan harga tiket  10-20 persen diatas Tarif Batas Atas (TBA).

Sementara itu tingkat La Nina  di kawasan Maluku yang membaik  dibandingkan dengan bulan Mei  2022 berdampak pada membaiknya pasokan ikan tangkap. Kondisi ini  mendorong terjadinya  normalisasi pada  harga komoditas ikan tangkap yang pada bulan lalu mendorong inflasi.

Lima komoditas penyumbang inflasi Maluku terbesar bawang merah sebesar 33,91 persen (mtm), angkutan udara 3,35 persen (mtm), telur ayam ras 7,93 persen (mtm), tomat 18,28 persen (mtm), cabai rawit 5,62 persen (mtm). Sedangkan lima komoditas penymbang deflasi Maluku adalah ikan selar -17,66 persen (mtm), ikan cakalang -21,71 persen (mtm), ikan layang -10,47 persen (mtm), bawang putih -7,76 persen (mtm), dan cabai merah-9,83 persen (mtm).

Kantor Perwakilan Bank Indonesia  Provinsi Maluku mencatat secara bulanan, IHK Maluku pada Juni 2022 mencatatkan inflasi sebesar  0,11 persen (mtm), menurun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi  sebesar 0,73 persen  (mtm). Secara tahunan, IHK Maluku pada Juni 2022 juga menurun. IHK tahunan Maluku tercatat mengalami inflasi sebesar 4,19 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,93 persen (yoy).

Sementara itu, IHK tahun berjalan mengalami inflasi sebesar 1,91 persen (ytd), lebih tinggi dibandingkan capaian bulan sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 1,79 persen (ytd). Selain itu, capaian IHK  Maluku secara tahunan pada bulan Juni 2022 berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 4,35 persen (yoy).

Dia mengatakan, dalam rangka menjaga stabilitas inflasi sekaligus upaya peningkatan  perekonomian Provinsi Maluku selama Juni 2022, Kantor Perwakilan BI  Provinsi Maluku  bersama dengan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Provinsi Maluku  melaksanakan kegiatan  diantaranya: yang pertama TPID Provinsi Maluku melaksanakan peningkatan kapasitas serta studi banding ke TPID Provinsi Gorontalo selaku pemenang penghargaan TPID Award 2020.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi teknis serta inovasi dan sinergitas program pada OPD yang tergabung dalam  TPID di Maluku, baik ditingkat Provinsi /kabupaten/kota. Kegiatan ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan program pengendalian inflasi yang mampu menjawab permasalahan masing-masing  kabupaten/kota maupun provinsi dengan mengacu pada Roadmap pengendalian inflasi 2022-2024.

Kedua melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku  dan menjajaki kerjasama  antar daerah (KAD) terkait ketersediaan pasokan pangan pokok, saat ini tengah dijajaki KAD dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Provinsi Papua Barat, khususnya pada komoditas  perikanan dan hortikultura.

Baca juga: Tim Pengendalian Inflasi Daerah Malut jaga stabilitas harga jelang Idul Adha
Baca juga: BPS: Ambon inflasi sebesar 0,08 persen

Pewarta: John Soplanit

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022