Gubernur Maluku Murad Ismail berharap tradisi "Maren", yakni gotong-royong warga tanpa melihat perbedaan suku maupun agama di masyarakat Kepulauan Kei, terus dilestarikan sebagai pemersatu masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) dan Kota Tual yang bertetangga.
Harapan ini disampaikan Murad Ismail saat meresmikan Masjid Al Anshor di Ohoi (Desa) Dunwahan, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Sabtu.
"Tradisi kerjasama ini harus dikembalikan, dimana masjid ini dikerjakan oleh seluruh komponen masyarakat yang berbeda-beda agama, sehingga dalam jangka waktu enam bulan sudah selesai dan dapat digunakan kini," kata Murad.
Menurut Murad, tradisi Maren adalah sesuatu yang luar biasa karena tidak memandang perbedaan agama. Tradisi serupa sebenarnya ada di daerah lain di Maluku yakni "Pela-Gandong", seperti saat pembangunan Masjid di Waihaong Kota Ambon yang dikerjakan oleh saudara nasrani Latuhalat dan warga muslim Amahusu.
"Ada beberapa harapan setelah masjid ini diresmikan yakni, saya mengajak umat Islam di Ohoi Dunwahan ini khususnya pengurus Masjid, Jamaah untuk dapat memakmurkan dan meningkatkan peran masjid dalam menjawab peran-peran umat," katanya.
Baca juga: Gubernur Maluku Murad Ismail Dikukuhkan dan Diterima Sebagai Anak Adat Kei
Kegiatan dan program kerja dari pengurus Masjid jangan hanya terpaku pada kegiatan ibadah rutin, tetapi juga harus diperluas dalam konteks pengembangan masjid, seperti pembangunan Yayasan Masjid yang bertujuan meningkatkan pendidikan serta interaksi sosial umat.
Ia percaya dengan menjaga tradisi Maren secara tidak langsung mengajak masyarakat Malra untuk dapat menjaga keamanan dan kedamaian di Kepulauan Kei.
"Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat di Malra, lebih khusus Ohoi Dunwahan agar terus menjaga keamanan dan kedamaian di negri ini, jika ada persoalan selesaikan dengan Arif dan bijaksana," tutup Murad.
Sementara itu, Bupati Malra M Thaher Hanubun mengemukakan, Masjid Al Anshor adalah salah satu sarana ibadah yang dibangun dengan dukungan Pemda.
Menurut Thaher, ada sesuatu yang luar biasa di Malra saat ini, yakni warga telah membangun kembali budaya kerja sama atau Maren yang telah dibuat para leluhur.
"Masjid ini bukan hanya karena keringat umat Islam, tapi juga ada saudara-saudara kami umat Kristen Protestan maupun Katolik," ujar Thaher.
Selain itu, tradisi Maren juga melibatkan ASN Lingkup Pemkab Malra untuk juga terlibat dalam pembangunan rumah ibadah semata-mata untuk membantu masyarakat, dan itu di lakukan di beberapa sarana ibadah baik Masjid maupun Gereja di Malra.
"Ini kita hidupkan kembali, membangun dan merajut kembali hubungan antar umat beragama, biarlah kita berbeda dalam keyakinan, tetapi sarana dan prasarana Ibadah, kita bersatu untuk membangunnya." tandas Thaher.
Gubernur Maluku dalam lawatan kerjanya di Malra, selain meresmikan Masjid Al Anshor Ohoi Dunwahan, juga meletakkan batu pertama pembangunan Pastoran (Kediaman Imam Katolik) Stasi Evu, dan juga meninjau pengecoran dak Masjid terapung Al Manafi Ohoi Dian Pulau Kecamatan Hoat Sorbay.
Baca juga: Bupati Malra Dan Walikota Tual Akui Pemberian Gelar Kepada Gubernur Atas Jasanya
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
Harapan ini disampaikan Murad Ismail saat meresmikan Masjid Al Anshor di Ohoi (Desa) Dunwahan, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Sabtu.
"Tradisi kerjasama ini harus dikembalikan, dimana masjid ini dikerjakan oleh seluruh komponen masyarakat yang berbeda-beda agama, sehingga dalam jangka waktu enam bulan sudah selesai dan dapat digunakan kini," kata Murad.
Menurut Murad, tradisi Maren adalah sesuatu yang luar biasa karena tidak memandang perbedaan agama. Tradisi serupa sebenarnya ada di daerah lain di Maluku yakni "Pela-Gandong", seperti saat pembangunan Masjid di Waihaong Kota Ambon yang dikerjakan oleh saudara nasrani Latuhalat dan warga muslim Amahusu.
"Ada beberapa harapan setelah masjid ini diresmikan yakni, saya mengajak umat Islam di Ohoi Dunwahan ini khususnya pengurus Masjid, Jamaah untuk dapat memakmurkan dan meningkatkan peran masjid dalam menjawab peran-peran umat," katanya.
Baca juga: Gubernur Maluku Murad Ismail Dikukuhkan dan Diterima Sebagai Anak Adat Kei
Kegiatan dan program kerja dari pengurus Masjid jangan hanya terpaku pada kegiatan ibadah rutin, tetapi juga harus diperluas dalam konteks pengembangan masjid, seperti pembangunan Yayasan Masjid yang bertujuan meningkatkan pendidikan serta interaksi sosial umat.
Ia percaya dengan menjaga tradisi Maren secara tidak langsung mengajak masyarakat Malra untuk dapat menjaga keamanan dan kedamaian di Kepulauan Kei.
"Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat di Malra, lebih khusus Ohoi Dunwahan agar terus menjaga keamanan dan kedamaian di negri ini, jika ada persoalan selesaikan dengan Arif dan bijaksana," tutup Murad.
Sementara itu, Bupati Malra M Thaher Hanubun mengemukakan, Masjid Al Anshor adalah salah satu sarana ibadah yang dibangun dengan dukungan Pemda.
Menurut Thaher, ada sesuatu yang luar biasa di Malra saat ini, yakni warga telah membangun kembali budaya kerja sama atau Maren yang telah dibuat para leluhur.
"Masjid ini bukan hanya karena keringat umat Islam, tapi juga ada saudara-saudara kami umat Kristen Protestan maupun Katolik," ujar Thaher.
Selain itu, tradisi Maren juga melibatkan ASN Lingkup Pemkab Malra untuk juga terlibat dalam pembangunan rumah ibadah semata-mata untuk membantu masyarakat, dan itu di lakukan di beberapa sarana ibadah baik Masjid maupun Gereja di Malra.
"Ini kita hidupkan kembali, membangun dan merajut kembali hubungan antar umat beragama, biarlah kita berbeda dalam keyakinan, tetapi sarana dan prasarana Ibadah, kita bersatu untuk membangunnya." tandas Thaher.
Gubernur Maluku dalam lawatan kerjanya di Malra, selain meresmikan Masjid Al Anshor Ohoi Dunwahan, juga meletakkan batu pertama pembangunan Pastoran (Kediaman Imam Katolik) Stasi Evu, dan juga meninjau pengecoran dak Masjid terapung Al Manafi Ohoi Dian Pulau Kecamatan Hoat Sorbay.
Baca juga: Bupati Malra Dan Walikota Tual Akui Pemberian Gelar Kepada Gubernur Atas Jasanya
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022