Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa dua fasilitas laboratorium sudah siap melakukan penyelidikan epidemiologi cacar monyet, termasuk melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi virus penyebab penyakit yang tergolong sebagai zoonosis tersebut.
"Ada dua laboratorium yang sudah siap, yakni di Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sri Oemijati BKPK Kemenkes dan di Pusat Studi Satwa Primata IPB, Bogor," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril saat dimintai konfirmasi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kedua fasilitas laboratorium tersebut sudah siap memeriksa sampel dari pasien-pasien yang diduga terserang cacar monyet guna mendeteksi penularan penyakit sejak dini.
Syahril mengatakan bahwa pemerintah akan menambah sepuluh laboratorium di daerah-daerah strategis guna mendukung upaya pelacakan kasus penularan penyakit secara masif.
Di samping menyiapkan fasilitas laboratorium, Kementerian Kesehatan menyiapkan antivirus dan vaksin guna menanggulangi penularan penyakit cacar monyet.
"Kami berkomunikasi dengan dunia internasional yang sudah melalukan vaksin dan pengobatan," kata Syahril.
Sejak penularan cacar monyet merebak di sejumlah negara, Kementerian Kesehatan memantau perkembangan dan mengumpulkan informasi mengenai penularan penyakit tersebut serta melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kewaspadaan publik terhadap risiko penyakit tersebut.
Cacar monyet merupakan zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus dari genus Orthopoxviridae.
Organisasi Kesehatan Dunia telah mendata lebih dari 18 ribu kasus cacar monyet di 78 negara serta menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia akibat penularan penyakit itu.
Status tersebut mengharuskan setiap negara merespons cepat penularan penyakit dengan menjalankan langkah-langkah pencegahan, pengendalian, dan pengobatan.
Syahril mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan cacar monyet serta menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna menghindari penularan penyakit.
Pemerintah sudah menyampaikan surat edaran ke seluruh maskapai, pengelola transportasi darat dan laut, serta rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas pelayanan kesehatan yang lain untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan cacar monyet.
"Bahwa kasus ini bisa saja masuk Indonesia dan kita harus siap," demikian Mohammad Syahril.
Baca juga: IDI imbau para dokter waspadai gejala Monkeypox pada pasien
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Ada dua laboratorium yang sudah siap, yakni di Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sri Oemijati BKPK Kemenkes dan di Pusat Studi Satwa Primata IPB, Bogor," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril saat dimintai konfirmasi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kedua fasilitas laboratorium tersebut sudah siap memeriksa sampel dari pasien-pasien yang diduga terserang cacar monyet guna mendeteksi penularan penyakit sejak dini.
Syahril mengatakan bahwa pemerintah akan menambah sepuluh laboratorium di daerah-daerah strategis guna mendukung upaya pelacakan kasus penularan penyakit secara masif.
Di samping menyiapkan fasilitas laboratorium, Kementerian Kesehatan menyiapkan antivirus dan vaksin guna menanggulangi penularan penyakit cacar monyet.
"Kami berkomunikasi dengan dunia internasional yang sudah melalukan vaksin dan pengobatan," kata Syahril.
Sejak penularan cacar monyet merebak di sejumlah negara, Kementerian Kesehatan memantau perkembangan dan mengumpulkan informasi mengenai penularan penyakit tersebut serta melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kewaspadaan publik terhadap risiko penyakit tersebut.
Cacar monyet merupakan zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus dari genus Orthopoxviridae.
Organisasi Kesehatan Dunia telah mendata lebih dari 18 ribu kasus cacar monyet di 78 negara serta menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia akibat penularan penyakit itu.
Status tersebut mengharuskan setiap negara merespons cepat penularan penyakit dengan menjalankan langkah-langkah pencegahan, pengendalian, dan pengobatan.
Syahril mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan cacar monyet serta menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna menghindari penularan penyakit.
Pemerintah sudah menyampaikan surat edaran ke seluruh maskapai, pengelola transportasi darat dan laut, serta rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas pelayanan kesehatan yang lain untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan cacar monyet.
"Bahwa kasus ini bisa saja masuk Indonesia dan kita harus siap," demikian Mohammad Syahril.
Baca juga: IDI imbau para dokter waspadai gejala Monkeypox pada pasien
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022