Harga kedelai di Ambon sejak sebulan terakhir dari Rp6.400 menjadi Rp7.000 per Kg. Hal ini tak pelak membuat pengusaha tempe dan tahu di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, terpaksa memberhentikan dua orang karyawannya karena tak sanggup membayar gaji mereka. "Saya terpaksa merumahkan dua orang karyawan akibat kenaikan harga kedelai. Gaji karyawan tidakĀ  diturunkan, sementara pengeluaran semakin tinggi. Terpaksa langkah itu kami ambil," kata Mashori, pengusaha itu kepada ANTARA di Ambon, Jumat. Mashori sangat mengeluhkan kenaikan harga bahan baku pembuatan tempe dan tahu itu karena sebelumnya harga sejumlah bahan pokok juga naik, misalnya cabe yang hingga kini masih bertahan pada kisaran harga Rp100 ribu per kg dan beras kualitas super dari Rp10.000 menjadi Rp11.000 per kg. Dia mengatakan, naiknya harga bahan baku memaksanya mengurangi takaran kedelai dari yang biasa digunakan, yakni untuk tempe 400 kg turun menjadi 300 kg per hari, sedangkan tahu dari 600 kg menjadi 500 kg per hari. "Kami harus hati-hati mengolah bahan bakunya agar laba tidak berkurang banyak karena saat ini harga sejumlah kebutuhan pokok juga naik," katanya. Mashori mengaku, menyiasati kenaikan harga kedelai dengan mengecilkan ukuran tahu dan tempe produksinya. Misalnya tinggi tahu yang sebelumnya 4 cm dikurangi menjadi 3 cm sehingga jumlah produksi tidak berkurang. "Karena ukuran mengecil, banyak pelangan yang keberatan meskipun mereka tetap beli," katanya. Pengusaha lainnya, Ny. Sukardi, mengatakan, kendati harga kedelai naik, pihaknya tidak ikut menaikan harga jual tahu dan tempe kepada pedagang. "Kami belum menaikan harga jual karena perlu mensosialisasikan kenaikan harga bahan baku kepada pembeli. Rencanaya bulan depan (Maret-red) baru akan dinaikan," kata Ny. Sukardi. Dia mengatakan, kenaikan harga kedelai sangat memberatkan pelaku usaha seperti dirinya. Namun mereka tak dapat berbuat banyak karena para pembeli keberatan bila harga jual dinaikan. Sementara produksi setiap harinya dia tetap menggunakan bahan baku dalam jumlah yang sama seperti sebelum terjadi kenaikan harga yakni berkisar 500 kg - 700 kg.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011