Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menurunkan tim ke pesisir pantai untuk mengecek laporan warga tentang membludaknya sampah yang dapat mengancam kelestarian dan biota laut di perairan Ternate.

"Kami telah memantau sejumlah pesisir yang dipenuhi sampah. Kondisi tersebut menjadi ancaman pencemaran laut akibat sampah yang terbawa banjir saat hujan deras," kata Kabid Pencegahan dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Ternate, Syarif Tjan di Ternate, Rabu.

Menurut dia, sampah kiriman yang terdapat di pesisir dan laut Ternate sebagian besar berasal dari kali mati yang terbawa banjir saat hujan deras dan DLH akan mengantisipasi dengan membersihkan sejumlah kali mati yang seringkali menjadi tempat pembuangan sampah oleh warga.

Baca juga: Penggiat lingkungan bersihkan sampah di laut Ternate

Dia mengatakan berbagai elemen penggiat lingkungan yang melihat banyaknya sampah bertebaran di laut telah menyampaikan kekhawatirannya kondisi itu akan merusak biota laut dan mencemari kehidupan ekosistem di perairan Ternate dan sekitarnya.

Karena itu, pihaknya setiap sepekan mengerahkan personel bersama-sama masyarakat setempat untuk membersihkan kawasan kali mati, guna mencegah membludaknya sampah di kawasan perairan Ternate, terutama di musim hujan.

Baca juga: DLH Ternate kerahkan personel bersihkan kawasan Kalimati, bersihkan sampah kiriman

Jajaran di DLH bersama aparatur kelurahan setempat telah bersihkan sampah di kawasan kali mati, karena saat musim hujan air yang menggenangi kali mati seperti di Tugurara dan Maliaro membawa sampah dan mencemari keindahan laut Ternate. 

Sjarif mengatakan hasil sampel dari Tim penelitian Samurai Malut berkolaborasi dengan tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) telah menemukan bahwa perairan Kota Ternate telah terkontaminasi sebesar 173,75 partikel mikroplastik dalam 100 liter air.

Sementara itu, Tim Peneliti ESN, Prigi Arisandi menyatakan, pihaknya mengambil sampel air di empat lokasi, yakni di Kelurahan Dufa-dufa, Kampung Makassar, Soa-sio dan Ake Ga’ale Kelurahan Sangaji dan kadar mikroplastik yang terbanyak itu di pesisir Dufa-dufa yang dekat dengan Bandara Sultan Babullah, dengan partikel mikroplastik sebanyak 301 dalam 100 liter air.

Sedangkan lokasi yang paling sedikit kandungan mikroplastiknya adalah kampung Makassar, yakni sebesar 88 partikel dalam 100 liter air.

Dia menyebut, jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah jenis fiber, sedangkan jenis lainnya yang ditemukan adalah fragmen, filamen dan foam.

Baca juga: Pemkot Ternate sediakan 50 kendaraan roda tiga atasi masalah sampah, begini penjelasannya

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022