Bantuan mulai mengalir ke korban bentrokan antar-kelompok yang terjadi di wilayah Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, Senin.
Jemaat Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual serta Klasis Kei Besar menyalurkan bantuan kepada warga Ohoi (Desa) Ngurdu yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik sosial yang terjadi pada 12 November 2022 di wilayah Kei Besar.
Jemaat Klasis GPM Kei Kecil dan Kota Tual serta Kei Besar menyalurkan bantuan berupa beras, mi instan, makanan lokal, makanan ringan, air mineral, pakaian bekas, dan terpal.
Bantuan jemaat Klasis GPM Kei Kecil dan Kota Tual diantar dari Kei Kecil menggunakan satu perahu cepat dan satu perahu dengan motor tempel. Sedangkan bantuan dari jemaat Klasis Kei Besar diangkut menggunakan kendaraan operasional Pemerintah Kecamatan Kei Besar.
Baca juga: MUI bantah masjid terbakar akibat bentrokan di Maluku Tenggara, tepis isu hoaks
"Kita memiliki rasa tanggung jawab karena kita satu tubuh, apa yang dirasakan basudara di Ohoi Ngurdu, Kei Besar, itu kita rasakan bersama-sama," kata Ketua Klasis GPM Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual Pendeta Irene K Koljaan.
"Kami berharap masyarakat tidak melihat besar kecilnya bantuan yang kami berikan, semoga apa yang kami berikan ini dapat meringankan beban warga Ohoi Ngurdu," katanya.
Ia mengatakan bahwa belum semua jemaat GPM di Kei Kecil memberikan bantuan. Menurut dia, bantuan baru dikumpulkan dari beberapa jemaat dari Anugerah, Tual, Taar, Ohoitel, Watngil, Elar, dan Ohoidertawun.
"Kami mengharapkan masyarakat Ngurdu dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini sebagai orang beriman. Saya yakin dan percaya dibalik semua peristiwa itu ada rencana Tuhan yang mulia bagi kita," ujarnya.
Penjabat Kepala Ohoi Ngurdu Ona Rahantoknam menyampaikan apresiasi kepada GPM Kei Besar serta Kei Kecil dan Tual, yang telah memberikan bantuan kepada warga Ohoi Ngurdu.
Baca juga: Kapolda Maluku: Konflik berdampak buruk bagi generasi muda, begini penjelasannya
Menurut dia, hampir semua warga desa selama dua hari mengungsi di hutan setelah bentrokan. Namun, sekarang warga sudah mulai kembali ke desa.
"Karena banyak rumah yang terbakar, maka kita akan memanfaatkan gereja, rumah yang tidak terbakar, dan kamp yang akan kita buat sementara untuk menampung warga yang berjumlah 47 keluarga, 172 jiwa," kata Ona Rahantoknam.
Bentrok antar-kelompok warga yang terjadi di sejumlah desa menyebabkan dua orang meninggal dan sejumlah warga terluka.
Akibat bentrokan tersebut, satu warga Ohoi Bombay meninggal karena terkena proyektil dan satu warga lanjut usia di Ohoi Ngurdu meninggal karena terjebak di dalam rumah yang terbakar.
Sebanyak 14 orang di Ohoi Bombay, satu orang di Ohoi Ngurdu, tujuh orang di Ohoi Soinrat, enam orang di Ohoi Watsin, dan 22 orang di Ohoi Elat terluka akibat bentrokan antar-kelompok warga. Di samping itu, ada dua aparat kepolisian yang terluka karena terkena panah.
Baca juga: Bupati Thaher: Bentrok Maluku Tenggara bukan konflik agama
Bentrokan antar-kelompok warga juga mengakibatkan kerusakan kendaraan, rumah, dan bangunan fasilitas umum.
Karena bentrokan itu, enam kendaraan roda dua terbakar di Ohoi Depur dan Wakatran dekat Ohoi Elat serta enam rumah milik warga rusak di Ohoi Depur, Wakatran, dan Wakol.
Selain itu, bentrokan menyebabkan dua bangunan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Wakatran serta 22 rumah warga di Ohoi Ngurdu terbakar dan rusak berat.
Baca juga: Polda Maluku tambah dua SST atasi konflik di Maluku Tenggara
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
Jemaat Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual serta Klasis Kei Besar menyalurkan bantuan kepada warga Ohoi (Desa) Ngurdu yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik sosial yang terjadi pada 12 November 2022 di wilayah Kei Besar.
Jemaat Klasis GPM Kei Kecil dan Kota Tual serta Kei Besar menyalurkan bantuan berupa beras, mi instan, makanan lokal, makanan ringan, air mineral, pakaian bekas, dan terpal.
Bantuan jemaat Klasis GPM Kei Kecil dan Kota Tual diantar dari Kei Kecil menggunakan satu perahu cepat dan satu perahu dengan motor tempel. Sedangkan bantuan dari jemaat Klasis Kei Besar diangkut menggunakan kendaraan operasional Pemerintah Kecamatan Kei Besar.
Baca juga: MUI bantah masjid terbakar akibat bentrokan di Maluku Tenggara, tepis isu hoaks
"Kita memiliki rasa tanggung jawab karena kita satu tubuh, apa yang dirasakan basudara di Ohoi Ngurdu, Kei Besar, itu kita rasakan bersama-sama," kata Ketua Klasis GPM Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual Pendeta Irene K Koljaan.
"Kami berharap masyarakat tidak melihat besar kecilnya bantuan yang kami berikan, semoga apa yang kami berikan ini dapat meringankan beban warga Ohoi Ngurdu," katanya.
Ia mengatakan bahwa belum semua jemaat GPM di Kei Kecil memberikan bantuan. Menurut dia, bantuan baru dikumpulkan dari beberapa jemaat dari Anugerah, Tual, Taar, Ohoitel, Watngil, Elar, dan Ohoidertawun.
"Kami mengharapkan masyarakat Ngurdu dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini sebagai orang beriman. Saya yakin dan percaya dibalik semua peristiwa itu ada rencana Tuhan yang mulia bagi kita," ujarnya.
Penjabat Kepala Ohoi Ngurdu Ona Rahantoknam menyampaikan apresiasi kepada GPM Kei Besar serta Kei Kecil dan Tual, yang telah memberikan bantuan kepada warga Ohoi Ngurdu.
Baca juga: Kapolda Maluku: Konflik berdampak buruk bagi generasi muda, begini penjelasannya
Menurut dia, hampir semua warga desa selama dua hari mengungsi di hutan setelah bentrokan. Namun, sekarang warga sudah mulai kembali ke desa.
"Karena banyak rumah yang terbakar, maka kita akan memanfaatkan gereja, rumah yang tidak terbakar, dan kamp yang akan kita buat sementara untuk menampung warga yang berjumlah 47 keluarga, 172 jiwa," kata Ona Rahantoknam.
Bentrok antar-kelompok warga yang terjadi di sejumlah desa menyebabkan dua orang meninggal dan sejumlah warga terluka.
Akibat bentrokan tersebut, satu warga Ohoi Bombay meninggal karena terkena proyektil dan satu warga lanjut usia di Ohoi Ngurdu meninggal karena terjebak di dalam rumah yang terbakar.
Sebanyak 14 orang di Ohoi Bombay, satu orang di Ohoi Ngurdu, tujuh orang di Ohoi Soinrat, enam orang di Ohoi Watsin, dan 22 orang di Ohoi Elat terluka akibat bentrokan antar-kelompok warga. Di samping itu, ada dua aparat kepolisian yang terluka karena terkena panah.
Baca juga: Bupati Thaher: Bentrok Maluku Tenggara bukan konflik agama
Bentrokan antar-kelompok warga juga mengakibatkan kerusakan kendaraan, rumah, dan bangunan fasilitas umum.
Karena bentrokan itu, enam kendaraan roda dua terbakar di Ohoi Depur dan Wakatran dekat Ohoi Elat serta enam rumah milik warga rusak di Ohoi Depur, Wakatran, dan Wakol.
Selain itu, bentrokan menyebabkan dua bangunan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Wakatran serta 22 rumah warga di Ohoi Ngurdu terbakar dan rusak berat.
Baca juga: Polda Maluku tambah dua SST atasi konflik di Maluku Tenggara
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022