Sejumlah tokoh agama di Provinsi Maluku Utara (Malut) sepakat menjalin dialog yang menjunjung kearifan lokal dan budaya guna membangun semangat keberagaman dan persaudaraan di tengah kehidupan masyarakat.
"Kearifan lokal menjadi kekuatan dan nilai-nilai budaya harus terus dipupuk jangan hanya sebatas formal, tetapi dijadikan kekuatan untuk melestarikan semangat keberagaman, sehingga masalah di Maluku Tenggara yang merupakan kasus tidak ada kaitannya dengan agama jangan dimainkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab," kata Majelis Pekerja Harian Sinode Johanis Colling di Ternate, Jumat.
Johanis mengatakan, kasus bentrokan antarkelompok di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, yang pecah pada 12 November lalu merupakan masalah kecil yang sengaja dimainkan oleh kelompok tertentu untuk menggiring ke konflik agama. Oleh karena itu, dirinya berharap, agar masyarakat di Malut tidak terprovokasi dengan kondisi di Maluku Tenggara, karena hidup berdampingan antar-sesama sangat berharga, dengan saling menghormati dan menghargai antar satu dengan yang lain.
Baca juga: TNI-Polri bantu warga bersihkan puing sisa bentrokan Maluku Tenggara
Apalagi, Kota Ternate dan seluruh daerah di Malut sangat kondusif dan semangat persaudaraan tetap terjaga, ini harus dijadikan kekuatan besar dalam membangun kebersamaan dan dalam momentum 2024 jangan politisasi dan mengiring ke persoalan agama.
Sekretaris Umum Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMPGM) Maluku Pdt Rishard E Resley menyatakan, pihaknya tengah membangun dialog dengan melibatkan OKP muslim dari GP Ansor, GMKI bertujuan agar Malut menjadi episentrum harmoni kebangsaan.
Dia menyebut, dalam dialog kebangsaan banyak masukan, terutama menjaga tradisi dan adat istiadat di Malut selalu mengedepankan keharmonisan hidup sebagai anak bangsa serta membangun Malut dalam bingkai kebersamaan, agar kondisi keberagaman di daerah selalu terjaga.
Baca juga: Pemkab Maluku Tenggara bantu bangun rumah yang rusak akibat bentrokan di Kei Besar
Untuk itu, Pengurus AMPGM mengimbau kepada seluruh pengurus di Malut untuk terus membangun jejaring yang kuat bersama OKP lainnya untuk tidak terprovokasi dengan kondisi di Maluku Tenggara.
"Tentunya, kearifan lokal di Maluku Tenggara dapat dibangun dan mengelola konflik agar diselesaikan dengan baik, bahkan saat ini kondisi telah kondusif," ujarnya.
Dia berharap agar kearifan lokal terutama di Maluku Tenggara harus terus dibangun dengan tidak membawa isu-isu agama yang memecah belah semangat keberagaman dan itu masalah sosial kemasyarakatan yang perlu ditindaklanjuti pemerintah bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Sebelumnya, Sultan Ternate ke-49 Hidayatullah Sjah juga telah menyerukan kepada seluruh warga di warga Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara yang saat ini bentrok antar-kelompok untuk mengakhiri konflik dan selesaikan masalah secara kekeluargaan.
"Saya berharap agar bentrokan antar-warga di Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, bisa segera reda dan bisa diselesaikan secara kekeluargaan," kata Sultan Ternate.
Baca juga: Polisi kawal PLN perbaiki jaringan listrik yang rusak akibat bentrokan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Kearifan lokal menjadi kekuatan dan nilai-nilai budaya harus terus dipupuk jangan hanya sebatas formal, tetapi dijadikan kekuatan untuk melestarikan semangat keberagaman, sehingga masalah di Maluku Tenggara yang merupakan kasus tidak ada kaitannya dengan agama jangan dimainkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab," kata Majelis Pekerja Harian Sinode Johanis Colling di Ternate, Jumat.
Johanis mengatakan, kasus bentrokan antarkelompok di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, yang pecah pada 12 November lalu merupakan masalah kecil yang sengaja dimainkan oleh kelompok tertentu untuk menggiring ke konflik agama. Oleh karena itu, dirinya berharap, agar masyarakat di Malut tidak terprovokasi dengan kondisi di Maluku Tenggara, karena hidup berdampingan antar-sesama sangat berharga, dengan saling menghormati dan menghargai antar satu dengan yang lain.
Baca juga: TNI-Polri bantu warga bersihkan puing sisa bentrokan Maluku Tenggara
Apalagi, Kota Ternate dan seluruh daerah di Malut sangat kondusif dan semangat persaudaraan tetap terjaga, ini harus dijadikan kekuatan besar dalam membangun kebersamaan dan dalam momentum 2024 jangan politisasi dan mengiring ke persoalan agama.
Sekretaris Umum Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMPGM) Maluku Pdt Rishard E Resley menyatakan, pihaknya tengah membangun dialog dengan melibatkan OKP muslim dari GP Ansor, GMKI bertujuan agar Malut menjadi episentrum harmoni kebangsaan.
Dia menyebut, dalam dialog kebangsaan banyak masukan, terutama menjaga tradisi dan adat istiadat di Malut selalu mengedepankan keharmonisan hidup sebagai anak bangsa serta membangun Malut dalam bingkai kebersamaan, agar kondisi keberagaman di daerah selalu terjaga.
Baca juga: Pemkab Maluku Tenggara bantu bangun rumah yang rusak akibat bentrokan di Kei Besar
Untuk itu, Pengurus AMPGM mengimbau kepada seluruh pengurus di Malut untuk terus membangun jejaring yang kuat bersama OKP lainnya untuk tidak terprovokasi dengan kondisi di Maluku Tenggara.
"Tentunya, kearifan lokal di Maluku Tenggara dapat dibangun dan mengelola konflik agar diselesaikan dengan baik, bahkan saat ini kondisi telah kondusif," ujarnya.
Dia berharap agar kearifan lokal terutama di Maluku Tenggara harus terus dibangun dengan tidak membawa isu-isu agama yang memecah belah semangat keberagaman dan itu masalah sosial kemasyarakatan yang perlu ditindaklanjuti pemerintah bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Sebelumnya, Sultan Ternate ke-49 Hidayatullah Sjah juga telah menyerukan kepada seluruh warga di warga Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara yang saat ini bentrok antar-kelompok untuk mengakhiri konflik dan selesaikan masalah secara kekeluargaan.
"Saya berharap agar bentrokan antar-warga di Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, bisa segera reda dan bisa diselesaikan secara kekeluargaan," kata Sultan Ternate.
Baca juga: Polisi kawal PLN perbaiki jaringan listrik yang rusak akibat bentrokan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022