Yayasan Huni Meku Manise memprogramkan sekolah ceria dan kelas inspirasi bagi Anak Dengan HIV AIDS (ADHA) dan anak terdampak HIV di Kota Ambon.
Program sekolah ceria dan kelas inspirasi diluncurkan pada September 2022, berkaitan dengan bagaimana memberikan edukasi bagi anak positif HIV dan terdampak, kata Ketua Yayasan Huni Meku Manisez Evelyn Kaya, di Ambon, Jumat (2/12).
Menurut dia, sekolah ceria merupakan program pengendalian HIV melalui pendidikan, agar ADHA maupun anak terdampak bisa belajar dan bermain bersama, tanpa ada diskriminasi orang sekitar.
Sekolah ceria diikuti 25 orang anak yang dibagi dalam dua kelas yakni usia 1-5 tahun dan 6-10 tahun.
Baca juga: Dokter: Transmisi HIV pada anak melalui ASI berisiko lebih tinggi
Untuk anak usia 1-5 diarahkan untuk bermain, sedangkan usia 6-10 tahun anak diajak untuk gemar membaca buku dan diedukasi agar mereka lebih aktif berbicara, misalnya membaca buku untuk diceritakan kembali dalam bentuk permainan.
Di sekolah ceria, katanya, anak dan orang tua digabungkan dalam kelas inspirasi dengan tujuan agar mereka bisa berbaur dan tidak dibedakan, melalui penguatan dari orang tua untuk menjelaskan status anak dan orang tuanya, agar tidak ada stigma dan diskriminasi.
Orang tua akan memberitahu kondisi penyakit anak secara bertahap bahwa di dalam tubuhnya ada kuman atau virus sehingga mereka harus minum obat ARV secara rutin.
Baca juga: Yayasan Pelangi Maluku sasar komunitas pemeriksaan HIV mandiri OFT, sasaran komunitas yang berisiko
Evelyn menambahkan, di kelas inspirasi pihaknya dibantu aktivis anak dari Jakarta yang membantu di Yayasan untuk memberikan penguatan kepada orang tua dalam bentuk sharing atau berbagi.
"Sekolah ceria dilakukan sebagai upaya mengurangi stigma anak, walau kebanyakan orang menganggap HIV sebagai kutukan," ujarnya.
Baca juga: KPA Maluku mendukung peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan ODHA
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
Program sekolah ceria dan kelas inspirasi diluncurkan pada September 2022, berkaitan dengan bagaimana memberikan edukasi bagi anak positif HIV dan terdampak, kata Ketua Yayasan Huni Meku Manisez Evelyn Kaya, di Ambon, Jumat (2/12).
Menurut dia, sekolah ceria merupakan program pengendalian HIV melalui pendidikan, agar ADHA maupun anak terdampak bisa belajar dan bermain bersama, tanpa ada diskriminasi orang sekitar.
Sekolah ceria diikuti 25 orang anak yang dibagi dalam dua kelas yakni usia 1-5 tahun dan 6-10 tahun.
Baca juga: Dokter: Transmisi HIV pada anak melalui ASI berisiko lebih tinggi
Untuk anak usia 1-5 diarahkan untuk bermain, sedangkan usia 6-10 tahun anak diajak untuk gemar membaca buku dan diedukasi agar mereka lebih aktif berbicara, misalnya membaca buku untuk diceritakan kembali dalam bentuk permainan.
Di sekolah ceria, katanya, anak dan orang tua digabungkan dalam kelas inspirasi dengan tujuan agar mereka bisa berbaur dan tidak dibedakan, melalui penguatan dari orang tua untuk menjelaskan status anak dan orang tuanya, agar tidak ada stigma dan diskriminasi.
Orang tua akan memberitahu kondisi penyakit anak secara bertahap bahwa di dalam tubuhnya ada kuman atau virus sehingga mereka harus minum obat ARV secara rutin.
Baca juga: Yayasan Pelangi Maluku sasar komunitas pemeriksaan HIV mandiri OFT, sasaran komunitas yang berisiko
Evelyn menambahkan, di kelas inspirasi pihaknya dibantu aktivis anak dari Jakarta yang membantu di Yayasan untuk memberikan penguatan kepada orang tua dalam bentuk sharing atau berbagi.
"Sekolah ceria dilakukan sebagai upaya mengurangi stigma anak, walau kebanyakan orang menganggap HIV sebagai kutukan," ujarnya.
Baca juga: KPA Maluku mendukung peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan ODHA
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022