Ambon (ANTARA) - Dinas kesehatan (Dinkes) Kota Ambon, Maluku, bersama Yayasan Pelangi Maluku (YPM) melakukan deteksi dini penularan HIV (Human Immunodeficiency Virus) pada kelompok rentan.
"Deteksi dini HIV melalui pemeriksaan HIV dilakukan pada kelompok rentan sebagai populasi kunci, yaitu pekerja seks, pengguna Napza suntik, waria dan lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL)," Kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan, deteksi dini dilakukan mengingat tingginya angka kasus penularan HIVakibat hubungan seks yang bebas seperti berganti pasangan, tidak menggunakan alat kontrasepsi.
"Tingginya angka kasus penularan HIV di Kota Ambon disebabkan hubungan seks yang bebas seperti berganti pasangan, tidak menggunakan alat kontrasepsi," katanya.
Ia mengatakan, penularan HIV tidak lagi ditemukan melalui jarum suntik yang digunakan untuk narkoba, atau penularan dari ibu ke anak.
"Untuk kasus penularan ibu ke anak sudah tidak lagi ditemukan karena proses deteksi dini rutin dilakukan bagi ibu hamil di puskesmas dan Rumah sakit di kota Ambon," katanya.
Ia menyatakan, salah satu cara penyebaran HIV/AIDS bisa melalui ibu hamil ke bayi, sejak proses mengandung, persalinan, maupun menyusui.
Dengan potensi penularan HIV / AIDS yang cukup tinggi, sehingga harus dilakukan deteksi sejak dini.
"Deteksi dini HIV dilakukan kepada ibu hamil penderita TBC, dan semua pasien diabetes wajib menjalani pemeriksaan HIV," katanya.
Dinkes Kota Ambon mendata selama Januari hingga Agustus tahun 2023 terdapat kasus baru HIV/AIDS sebanyak 184 kasus.
Jumlah kasus baru HIV dipilah berdasarkan instruksi Wali Kota Ambon yakni Yang ber KTP Ambon sebanyak 94 orang dan KTP luar Ambon sebanyak 90 orang.
"Jumlah kasus baru HIV/AIDS mencapai 14884 kasus, sehingga secara kumulatif jumlah kasus HIV mencapai 2.370 kasus, sedangkan AIDS tercatat sekitar 993 kasus," katanya.