Ternate (ANTARA) - Sejumlah tokoh agama di Maluku Utara (Malut) mengajak masyarakat untuk saling memperkuat ikatan sosial, menyusul meningkatnya kasus percobaan bunuh diri dan tindakan bunuh diri di wilayah Maluku Utara dalam beberapa waktu terakhir.
"Memang kasus bunuh diri ini memicu keprihatinan dari berbagai kalangan, untuk itu, kami mengajak masyarakat untuk kembali kepada nilai-nilai keagamaan, memperkuat ikatan sosial, dan saling memberi dukungan di tengah tekanan hidup yang kian kompleks," kata tokoh agama di Malut, Ustadz H. Zamrud Muksin, dalam keterangannya diterima ANTARA, di Maluku Utara, Senin.
Dia menegaskan bahwa tindakan bunuh diri tidak pernah menjadi solusi dan sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
“Bunuh diri bukanlah jalan keluar. Dalam Islam, tindakan ini jelas diharamkan. Kita harus saling menguatkan dan memberikan dukungan moral kepada siapa saja yang sedang mengalami masalah,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kebanyakan kasus bunuh diri dipicu oleh tekanan kehidupan seperti masalah keluarga, kekecewaan, frustrasi, hingga stres berat. Menurutnya, penting bagi keluarga dan lingkungan sekitar untuk aktif menciptakan suasana yang suportif dan penuh empati.
Ustaz Zamrud juga mengutip hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a. sebagai peringatan keras, bahwa siapa pun yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri akan mendapat balasan serupa di akhirat.
“Masalah hidup memang berat, tapi jangan sampai kita mengabaikan nilai-nilai agama. Setiap ujian pasti ada jalan keluarnya, asalkan kita sabar dan terus mendekatkan diri kepada Allah Swt,” lanjutnya.
Senada dengan itu, Pendeta Aprudolf Lumpias, M.Th, juga mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatnya angka bunuh diri, terutama di kalangan orang tua dan anak muda. Dalam keterangannya pada Minggu (13/4), ia menegaskan pentingnya menjaga harapan dan iman dalam menghadapi tantangan hidup.
“Saya sungguh terbeban melihat maraknya kasus bunuh diri. Mari kita menjaga diri, tetap kuat, dan terus bangkit. Tuhan adalah sumber kekuatan dan tidak akan meninggalkan kita dalam kesulitan,” katanya.
Pendeta Aprudolf menekankan bahwa dalam ajaran Kristen, bunuh diri merupakan tindakan keputusasaan yang menutup peluang untuk memperoleh keselamatan kekal.
“Bagi umat Kristen, orang yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri tidak akan mendapat tempat di surga. Tuhan menjamin penyertaan-Nya bagi mereka yang percaya. Ia akan menolong dan membuka jalan keluar dari setiap masalah,” jelasnya.
Kedua tokoh agama ini sama-sama mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemerintah dan aparat, untuk meningkatkan perhatian terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan sosial.
“Mari kita hidupkan kembali semangat gotong royong dan kepedulian sosial. Jangan biarkan saudara kita berjuang sendirian menghadapi tekanan hidup,” ujar Ustaz Zamrud.
“Mari kita saling menopang. Tetap semangat, tetap berpengharapan, dan yakinlah bahwa Tuhan menolong kita semua,” tutup Pendeta Aprudolf.