Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara (Malut) intensif melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat melalui Cinta Bangga dan Paham (CBP) Rupiah kepada masyarakat Kota Ternate dengan menggelar kick off CBH rupiah 2023.

"Kami memiliki alasan untuk menggelar kick off di Ternate, karena daerah ini memiliki sejarah yang panjang melalui Kesultanan Ternate dan memiliki peran penting munculnya rupiah," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang Rupiah BI Marlison Hakim di Ternate, Jumat.

Dia mengatakan uang rupiah punya sejarah sebelum kemerdekaan, karena setiap kerajaan termasuk Kesultanan Ternate  punya alat transaksi dengan masing-masing punya mata uang dan  mata uang menggambarkan wilayah kekuasaan kesultanan, termasuk di Malut.

Akan tetapi, setelah kemerdekaan setelah kemerdekaan barulah disepakati uang rupiah sebagai alat tukar yang resmi dan kata rupiah sendiri kebanyakan orang mengatakan dari India yaitu rupe. 

Kendati demikian, kalau dilihat dari sejarah kata rupiah pertama kali muncul ketika, datangnya pedagang Arab ke Indonesia dengan menyebut rufiah, artinya ini merupakan  sejarah  masuknya nama rupiah ke Indonesia hadir di Kesultanan Ternate kala itu.

Dia menyebut, rupiah bukan hanya alat transaksi tapi berisikan narasi tentang keberagaman, sejarah dan kebinekaan. Untuk menghargai Malut, sudah beberapa kali memunculkan kekayaan alam Malut, seperti munculkan cengkih dan pala dalam desain uang rupiah dan Maitara dan Tidore pada uang Rp1.000 beberapa tahun lalu, sehingga ke depan masih banyak potensi alam yang dapat di ekpos yang menjadi konteks mendesain uang rupiah. 

"Untuk itu, saya mengimbau masyarakat agar memberlakukan uang rupiah dengan baik. Karena uang rupiah selain pemersatu bangsa, di uang rupiah ada pahlawan dan keberagaman Indonesia yang perlu dijaga. Uang rupiah jangan dilipat, dibasahi dan disobek," kata mantan kepala Perwakilan BI Malut tersebut.
 
Oleh karena itu, dirinya mengajak masyarakat agar jangan menolak uang pecahan kecil karena itu sebagai kedaulatan Negara dan uang pecahan kecil kurang dihargai padahal itu tidak boleh. Nilai hanya untuk alat transaksi, tapi secara mata uang kecil atau besar tetap sebagai kedaulatan Negara.

BI juga akan melakukan literasi dan edukasi agar masyarakat cinta bangga dan paham rupiah. Itu dilakukan mulai dari Ternate sebagai daerah yang punya ikatan erat dengan hadirnya uang rupiah. 

Sementara itu, Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman mengakui, salah satu yang menarik dari uang rupiah adalah uang seribu yang berlatar pulau Maitara dan Tidore dan itu menjadi ikon untuk Malut. 

"Kami telah usulkan agar bersama BI ke depan salah satu titik spot foto ketika awal gambar uang Rp1000 di Kota Ternate itu, agar dijadikan museum atau monumen kecil sehingga orang mengenal bahwa titik tersebut merupakan titik awal pengambilan foto, yang dimunculkan di uang rupiah pada beberapa tahun lalu," ujarnya.

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023