Aliansi Mahasiswa Perduli Masyarakat (Ampera) Maluku mendesak Pemerintah Kota Ambon bertindak serius dalam menangani permasalahan sampah di daerah itu.
"Terkait masalah sampah yang belum terselesaikan oleh Pemerintah Kota Ambon dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) maka Ampera Maluku mendesak agar segera mengambil langkah efektif untuk permasalahan ini," ujar Ketua Ampera Maluku Arby Solissa di Ambon, Senin.
Pasalnya berdasarkan data yang dihimpun sampah Kota Ambon mencapai sebanyak 220 ton per hari.
Sedangkan daya angkut truk sampah yang bisa dilakukan petugas kebersihan hanya 160 ton per hari. Pihaknya menilai hal tersebut dikategorikan sebagai kegagalan DLHP Kota Ambon.
"DLHP tidak menfokuskan dalam menangani masalah sampah dan jumlah truk serta petugas tidak sesuai dengan volume sampah di Kota Ambon," kata dia.
Menurutnya dalam hal ini semestinya DLHP harus menambah petugas kebersihan serta truk pengangkut sampah yang disesuaikan agar masalah tersebut bisa segera terselesaikan.
Sementara itu untuk menampung aspirasi tersebut Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon menyatakan telah mendorong pengelolaan bank sampah berkelanjutan di setiap desa dan kelurahan di daerah tersebut.
"Tahun 2023 kami telah menetapkan enam bank sampah baru di antaranya di Negeri Latuhalat, Laha, dan Desa Galala yang akan didampingi Bank Sampah Bumi Lestari Maluku," kata Kepala DLHP Kota Ambon Alfredo Hehamahua.
Ia menyatakan program bank sampah di Ambon berlaku bagi siapa saja yang peduli dengan lingkungan, mulai dari anak- anak hingga ibu rumah tangga.
Di bank sampah, katanya, nasabah datang membawa sampah untuk ditukar dengan uang atau sayuran, sedangkan untuk anak-anak bisa menukar sampah dengan poin pilihan tertentu, seperti buku, alat tulis, atau seragam sekolah.
Ia mengakui pengelolaan sampah berkelanjutan harus dimulai dari sekarang dan berdasarkan kesadaran masyarakat di setiap wilayah.
"Upaya pengurangan sampah dengan memilah sampah plastik bahkan saat bekerja di kantor, yakni dimulai dari sekarang dan dari diri sendiri," katanya.
Kehadiran bank sampah, diharapkan membantu upaya pengurangan sampah di setiap desa atau kelurahan.
Selain itu, katanya, akan disiapkan desa atau negeri mandiri sampah sebagai langkah mengatasi desa yang belum terlayani jangkauan layanan persampahan.
"Target kita di 2025 ada 50 bank sampah sesuai jumlah desa kelurahan, jika ada desa yang menambah jumlah bank sampah kami tidak menutup kemungkinan karena kondisi wilayah yang luas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Terkait masalah sampah yang belum terselesaikan oleh Pemerintah Kota Ambon dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) maka Ampera Maluku mendesak agar segera mengambil langkah efektif untuk permasalahan ini," ujar Ketua Ampera Maluku Arby Solissa di Ambon, Senin.
Pasalnya berdasarkan data yang dihimpun sampah Kota Ambon mencapai sebanyak 220 ton per hari.
Sedangkan daya angkut truk sampah yang bisa dilakukan petugas kebersihan hanya 160 ton per hari. Pihaknya menilai hal tersebut dikategorikan sebagai kegagalan DLHP Kota Ambon.
"DLHP tidak menfokuskan dalam menangani masalah sampah dan jumlah truk serta petugas tidak sesuai dengan volume sampah di Kota Ambon," kata dia.
Menurutnya dalam hal ini semestinya DLHP harus menambah petugas kebersihan serta truk pengangkut sampah yang disesuaikan agar masalah tersebut bisa segera terselesaikan.
Sementara itu untuk menampung aspirasi tersebut Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon menyatakan telah mendorong pengelolaan bank sampah berkelanjutan di setiap desa dan kelurahan di daerah tersebut.
"Tahun 2023 kami telah menetapkan enam bank sampah baru di antaranya di Negeri Latuhalat, Laha, dan Desa Galala yang akan didampingi Bank Sampah Bumi Lestari Maluku," kata Kepala DLHP Kota Ambon Alfredo Hehamahua.
Ia menyatakan program bank sampah di Ambon berlaku bagi siapa saja yang peduli dengan lingkungan, mulai dari anak- anak hingga ibu rumah tangga.
Di bank sampah, katanya, nasabah datang membawa sampah untuk ditukar dengan uang atau sayuran, sedangkan untuk anak-anak bisa menukar sampah dengan poin pilihan tertentu, seperti buku, alat tulis, atau seragam sekolah.
Ia mengakui pengelolaan sampah berkelanjutan harus dimulai dari sekarang dan berdasarkan kesadaran masyarakat di setiap wilayah.
"Upaya pengurangan sampah dengan memilah sampah plastik bahkan saat bekerja di kantor, yakni dimulai dari sekarang dan dari diri sendiri," katanya.
Kehadiran bank sampah, diharapkan membantu upaya pengurangan sampah di setiap desa atau kelurahan.
Selain itu, katanya, akan disiapkan desa atau negeri mandiri sampah sebagai langkah mengatasi desa yang belum terlayani jangkauan layanan persampahan.
"Target kita di 2025 ada 50 bank sampah sesuai jumlah desa kelurahan, jika ada desa yang menambah jumlah bank sampah kami tidak menutup kemungkinan karena kondisi wilayah yang luas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023