Ternate (Antara Maluku) - Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kota Ternate, Maluku Utara, akan membangun rumah penampungan anak jalanan sebagai bentuk perhatian instansi itu terhadap mereka.
Kadis Nakertransos Kota Ternate Yani Abdurahman di Ternate, Kamis, mengatakan bahwa rumah penampungan anak jalanan tersebut akan dibangun di kawasan Kalumpang dari APBD Kota Ternate tahun 2011.
Rumah penampungan tersebut selain akan dimanfaatkan sebagai tempat tinggal anak jalanan, juga akan manfaatkan sebagai tempat pembinaan mereka agar tak lagi menjadi anak jalanan.
"Sesuai pendataan Disnakertransos Kota Ternate, di daerah ini tercatat sedikitnya 455 anak jalanan. Mereka selama ini ada yang menjadi pengemis, ada pula yang menjadi tukang parker," katanya.
Anak jalanan tersebut, sebagian merupakan anak yatim korban konflik sosial di Maluku Utara pada tahun 2000, selain itu, ada pula yang datang dari luar Maluku Utara, seperti dari Sulawesi.
Ia mengatakan, pada Ramadan ini bermunculan pengemis di Kota Ternate dan sesuai hasil identifikasi di lapangan, mereka itu sebagian besar dari luar Maluku Utara.
Mereka semula ingin mencari pekerjaan di Ternate, tapi karena pekerjaan yang diharapkan tidak diperoleh, maka mereka terpaksa mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Yani, mereka mengaku uang yang mereka peroleh dari mengemis itu dimanfaatkan pula untuk biaya melanjutkan perjalanan ke daerah lain atau ke daerah asal.
Masyarakat Ternate diimbau untuk waspada terhadap para pengemis tersebut, terutama yang datang mengemis ke rumah, karena tidak tertutup kemungkinan ada di antara mereka yang berniat melakukan tindakan kriminal, misalnya pencurian.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011
Kadis Nakertransos Kota Ternate Yani Abdurahman di Ternate, Kamis, mengatakan bahwa rumah penampungan anak jalanan tersebut akan dibangun di kawasan Kalumpang dari APBD Kota Ternate tahun 2011.
Rumah penampungan tersebut selain akan dimanfaatkan sebagai tempat tinggal anak jalanan, juga akan manfaatkan sebagai tempat pembinaan mereka agar tak lagi menjadi anak jalanan.
"Sesuai pendataan Disnakertransos Kota Ternate, di daerah ini tercatat sedikitnya 455 anak jalanan. Mereka selama ini ada yang menjadi pengemis, ada pula yang menjadi tukang parker," katanya.
Anak jalanan tersebut, sebagian merupakan anak yatim korban konflik sosial di Maluku Utara pada tahun 2000, selain itu, ada pula yang datang dari luar Maluku Utara, seperti dari Sulawesi.
Ia mengatakan, pada Ramadan ini bermunculan pengemis di Kota Ternate dan sesuai hasil identifikasi di lapangan, mereka itu sebagian besar dari luar Maluku Utara.
Mereka semula ingin mencari pekerjaan di Ternate, tapi karena pekerjaan yang diharapkan tidak diperoleh, maka mereka terpaksa mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Yani, mereka mengaku uang yang mereka peroleh dari mengemis itu dimanfaatkan pula untuk biaya melanjutkan perjalanan ke daerah lain atau ke daerah asal.
Masyarakat Ternate diimbau untuk waspada terhadap para pengemis tersebut, terutama yang datang mengemis ke rumah, karena tidak tertutup kemungkinan ada di antara mereka yang berniat melakukan tindakan kriminal, misalnya pencurian.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011