Ambon (Antara Maluku) - Satu tanaman bunga bangkai (Raflesia Arnoldii) yang ditanam Theo Mattitaputy, warga desa Amahusu, kecamatan Nusaniwe, kota Ambon, Maluku sejak 2007, akhirnya mekar dan mengeluarkan bau busuk.

"Kami bangga pak, karena bunga bangkai yang selama ini menurut hasil penelitian hanya ada di Pulau Kalimantan, ternyata ada juga di Maluku," kata Theo kepada ANTARA, yang menemuinya di rumah, Rabu malam.

Menurut Theo, ia dan keluarga pada Rabu (16/11) sore, sekitar pukul, 17. 00 WIT, mencium bau bangkai yang menyengat, yang berasal dari halaman depan rumah mereka.

Setelah ditelusuri, ternyata bau itu keluar dari bunga bangkai yang mulai merekah.

Theo mengaku membawa tanaman itu dari Pulau Leti, Maluku Barat Daya pada 2007, tanpa mengetahui nama tanaman tersebut.

"Awalnya saya bingung kenapa bunga itu mengeluarkan bau busuk. Saya baru tahu itu namanya bunga bangkai dari adik saya yang bernama Yesayas Mattitaputy, dia pensiunan Kepala Museum Siwalima Ambon," katanya.

"Itu bunga bangkai Theo, kalau dalam bahasa latin disebut Raflesia Arnolis," katanya, menirukan ucapan adiknya itu.

Ia menyatakan, adanya bunga bangkai di halaman rumahnya itu membuat murid-murid SD Inpres 42 di sekitar daerah tersebut berdatangan untuk melihat.

Theo mengungkapkan, bunga bangkai miliknya memiliki keunikan karena mekar langsung dari umbinya, tidak terlihat tangkainya.

"Jadi seolah-olah bunganya tumbuh langsung dari dalam tanah," katanya.

Baru pertama kali

Mekarnya bunga bangkai milik Theo Mattitaputy itu merupakan yang pertama kali, setelah beberapa tahun sebelumnya hanya muncul kuncup bunganya saja.

Menurut Theo, kuncup bunga itu biasa bertahan segar selama enam hari, kemudian layu dan muncul tangkainya hingga mencapi 160 centimeter.

"Tapi tidak pernah bunganya mekar seperti sekarang ini, bahkan langsung muncul dari dalam tanah," katanya.

Ia mengaku tanamannya itu biasa mengeluarkan kuncup bunga setiap bulan Desember, dan tangkainya bertahan (segar) selama tiga bulan.

"Tahun ini lebih cepat dan bahkan mekar bunganya," kata Theo.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011