Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Maluku dr. Sherly Yakobus meminta pemerintah daerah (Pemda) agar lebih menunjang fasilitas pelayanan untuk pasien sakit kejiwaan.
Hal ini dikatakannya sebagai langkah meningkatkan ketercukupan dokter psikiater di RSKD Maluku.
“Upayanya yang pertama dari Pemda ya. Dari pemerintah sendiri mungkin bisa istilahnya memberikan masukan atau lebih menunjang pelayanan untuk sakit jiwa di kita (RSKD),” kata Sherly, di Ambon, Senin.
Menurutnya, dengan dilengkapinya fasilitas rumah sakit yang memadai, maka akan mudah menarik para dokter dari luar untuk mendatangi RSKD Maluku.
“Karena kalau kembali lagi ke dokternya mereka kadang minta difasilitasi dan lain-lain. Tapi kalau menurut saya yang namanya pelayanan itu memang harus dari hati apa pun fasilitasnya, terutama untuk pasien jiwa. Karena pasien ini pasien spesial,” ujarnya.
Ia mengaku, saat ini RSKD Maluku hanya memiliki empat psikiater, dan untuk jumlah tersebut terbilang masih sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Maluku yang jumlahnya berdasarkan data statistik 2020-2022 sekitar 1,8 juta jiwa.
“Terus terang kalau dilihat dari luas wilayah dan juga penduduk, di mana satu psikiater itu seharusnya melayani kurang lebih 30 ribu pasien. Harusnya kalau dihitung-hitung dengan jumlah penduduk di Maluku paling tidak 8-10 psikiater,” ujarnya.
Untuk kunjungan di RSKD Maluku sendiri, per hari 40 orang pasien ke poliklinik.
Sedangkan untuk rawat inap, per bulan sekitar 20 sampai 30 orang pasien.
“Tapi tidak semua kan didiagnosa sebagai ODGJ berat, tapi hampir lebih dari 50 persen yang datang ke sini adalah dengan gangguan jiwa berat,” ungkap Sherly.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023