Ambon (ANTARA) - Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Maluku sebagai satu-satunya rumah sakit yang menangani pasien dengan gangguan jiwa di wilayah itu menyatakan kesiapannya memfasilitasi calon anggota legislatif yang terkena gangguan mental jika tidak terpilih pada kontestasi Pemilu 2024.
“Dari total 110 tempat tidur, kita siapkan sekitar 65 unit kalau ada calon anggota legislatif yang masuk,” kata Kepala Tata Usaha RSKD Maluku, Hendri Aypassa di Ambon Jumat.
Hendri mengatakan hal itu sebagai bentuk sumbangsih RSKD untuk menyukseskan kontestasi pesta demokrasi lima tahunan sekali itu.
Dijelaskan, jika ada calon anggota legislatif yang gagal dan mengalami gangguan jiwa, RSKD akan memberikan perawatan selayaknya pasien ODGJ pada umumnya.
Baca juga: RSKD Maluku tangani 9.637 pasien gangguan jiwa selama 2023
“Kalau yang dialami stres ringan bisa kami lakukan rawat jalan, tapi kalau sudah stres berat penanganannya berbeda lagi,” kata dia.
Ia mengatakan rumah sakit jiwa di luar-luar daerah juga menyiapkan hal serupa karena persoalan calon anggota legislatif gagal sudah kerap kali terjadi. "Apalagi saat ini RSKD Maluku sendiri memiliki dua dokter spesialis kesehatan jiwa dan empat orang psikolog."
Meski begitu, Aypassa mengaku untuk di Maluku sendiri belum pernah ada kasus serupa jika berdasarkan fakta empiris yang ditemukan di lapangan.
“Mungkin kalau di luar-luar daerah ada yang gagal sampai masuk rumah sakit jiwa tapi di Maluku sendiri belum pernah ada kasus seperti itu. Artinya orang Maluku secara mental sudah lebih siap,” tandasnya.
Sementara itu, spesialis kejiwaan RSKD Maluku dr Sherly Yakobus menekankan pentingnya kesadaran terhadap kesehatan jiwa bagi masyarakat
Baca juga: RSKD Maluku ajak masyarakat tidak diskriminasi ODGJ
"Kesehatan manusia itu tidak hanya diukur dari fisik atau yang tampak saja, tetapi juga kesehatan jiwa penting untuk diperhatikan," ujarnya.
Ia mengatakan saat ini penting bagi masyarakat luas untuk menyingkirkan stigma tentang gangguan jiwa yang digolongkan pada orang-orang tertentu.
"Coba kita lihat stigmanya yang katanya gangguan jiwa itu orang gila, justru tidak, sekarang yang lagi tren itu soal cemas hingga depresi," kata dia.
Jika cemas berlebihan dan depresi dibiarkan tidak diperiksa, menurut dia, akan menimbulkan masalah-masalah baru di tengah masyarakat yang bisa saja diakibatkan oleh banyak hal seperti ekonomi dan masalah sosial lainnya, ujarnya.
Oleh sebab itu, dr Sherly Yakobus yang juga Direktur RSKD Maluku itu mengimbau masyarakat agar tidak perlu malu jika ingin memeriksakan kesehatan jiwanya di RSKD Maluku.
Baca juga: RSKD Maluku gelar pemeriksaan gratis sambut hari kesehatan jiwa