Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara telah menggelontorkan anggaran hingga Rp100 miliar untuk hibah kegiatan kerohanian pada kurun 2019 hingga 2023.
"Hibah itu digunakan untuk pembangunan sarana peribadatan dan kegiatan keagamaan lainnya di Maluku Tenggara dan ini merupakan nilai terbesar sejak kabupaten ini terbentuk," kata Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubun di Maluku Tenggara, Jumat.
Ia menyampaikan hal itu dikatakannya pada pelaksanaan Pengatapan Gedung Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus Ohoidertutu Kecamatan Kei Kecil Barat Malra.
Menurutnya sejak 2019 sampai 2023 ini, Pemda Malra telah menggelontorkan dana hibah pembangunan sarana peribadatan maupun dukungan pelaksanaan kegiatan kerohanian terbesar dalam sejarah kepemimpinan Kepala Daerah sejak 1953.
"Hal ini semata-mata dilakukan untuk memastikan umat beriman di Maluku Tenggara dapat menjalankan Ibadahnya dengan baik, sehingga semakin banyak umat beriman yang tumbuh dan berkembang di daerah ini," kata dia.
Intinya, Pemkab Maluku Tenggara siap memfasilitasi kebutuhan umat lewat organisasi Keagamaan yang ada, untuk mengembangkan potensi umat melalui kegiatan-kegiatan kerohanian serta bantuan keagamaan," lanjut dia.
Maka, Thaher berharap, dana hibah tersebut dimanfaatkan secara benar dan bijak, jangan sampai ongkos kerja melebihi ongkos material, yang pada akhirnya pemanfaatan total dana tidak dapat dilakukan secara maksimal.
"Saya berharap juga, pertanggungjawabannya harus juga secara baik dan tepat waktu kepada Pemda sehingga dapat menghindari pemeriksaan yang sebenarnya tidak perlu," kata Thaher.
Sementara itu, sehubungan dengan Pengatapan ataupun Penutupan Atap Gereja ini, bagi orang Kei, tutup atap rumah maupun sarana Ibadah, tidak lepas dari tradisi turun temurun orang Kei yang atau tetap hidup sampai saat ini.
Ini merupakan bukti betapa orang Kei memiliki budaya yang mulia dan patut untuk tetap hidup dan berkembang serta dilestarikan sebagai suatu kekayaan yang positif, dan mengandung nilai dan semangat kebersamaan, persaudaraan, solidaritas dan soliditas.
"Prosesi yang dilaksanakan hari ini membuktikan bahwa Adat, Agama dan Pemerintah dapat berjalan selaras, maka saya mau mengajak kita semua untuk menghormati dan melestarikan tradisi ini sebagai aset berharga daerah ini." kata Thaher.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Hibah itu digunakan untuk pembangunan sarana peribadatan dan kegiatan keagamaan lainnya di Maluku Tenggara dan ini merupakan nilai terbesar sejak kabupaten ini terbentuk," kata Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubun di Maluku Tenggara, Jumat.
Ia menyampaikan hal itu dikatakannya pada pelaksanaan Pengatapan Gedung Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus Ohoidertutu Kecamatan Kei Kecil Barat Malra.
Menurutnya sejak 2019 sampai 2023 ini, Pemda Malra telah menggelontorkan dana hibah pembangunan sarana peribadatan maupun dukungan pelaksanaan kegiatan kerohanian terbesar dalam sejarah kepemimpinan Kepala Daerah sejak 1953.
"Hal ini semata-mata dilakukan untuk memastikan umat beriman di Maluku Tenggara dapat menjalankan Ibadahnya dengan baik, sehingga semakin banyak umat beriman yang tumbuh dan berkembang di daerah ini," kata dia.
Intinya, Pemkab Maluku Tenggara siap memfasilitasi kebutuhan umat lewat organisasi Keagamaan yang ada, untuk mengembangkan potensi umat melalui kegiatan-kegiatan kerohanian serta bantuan keagamaan," lanjut dia.
Maka, Thaher berharap, dana hibah tersebut dimanfaatkan secara benar dan bijak, jangan sampai ongkos kerja melebihi ongkos material, yang pada akhirnya pemanfaatan total dana tidak dapat dilakukan secara maksimal.
"Saya berharap juga, pertanggungjawabannya harus juga secara baik dan tepat waktu kepada Pemda sehingga dapat menghindari pemeriksaan yang sebenarnya tidak perlu," kata Thaher.
Sementara itu, sehubungan dengan Pengatapan ataupun Penutupan Atap Gereja ini, bagi orang Kei, tutup atap rumah maupun sarana Ibadah, tidak lepas dari tradisi turun temurun orang Kei yang atau tetap hidup sampai saat ini.
Ini merupakan bukti betapa orang Kei memiliki budaya yang mulia dan patut untuk tetap hidup dan berkembang serta dilestarikan sebagai suatu kekayaan yang positif, dan mengandung nilai dan semangat kebersamaan, persaudaraan, solidaritas dan soliditas.
"Prosesi yang dilaksanakan hari ini membuktikan bahwa Adat, Agama dan Pemerintah dapat berjalan selaras, maka saya mau mengajak kita semua untuk menghormati dan melestarikan tradisi ini sebagai aset berharga daerah ini." kata Thaher.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023