Ambon (Antara Maluku) - Wakil Gubernur Maluku Said Assagaff mengimbau sejumlah warga di kompleks perumahan BTN Kanawa, Desa Batu Merah, untuk mengungsi sementara waktu guna menghindari ancaman longosoran batu.

"Sebongkah batu cadas yang diperkirakan seukuran mobil angkot hanya menunggu waktu untuk jatuh dan mengancam sejumlah rumah warga di bagian bawah," kata Wagub Assagaff di Ambon, Sabtu.

Munculnya bongkahan batu tersebut setelah terjadi longsoran tanah pada lereng bukit di kawasan BTN Kanawa, Kecamatan Sirimau, akibat hujan lebat pada 1 Agustus 2012 hingga menutupi jalan raya menuju kampus Isntitut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon.

Assagaff mengatakan, dari hasil peninjauan ke lapangan terlihat jelas kalau posisi sebongkah batu cadas ini berada di tengah lereng bukit yang longsor dan tidak ada pepohonan yang bisa menahannya kalau terguling.

Sehingga kekuatan batu yang jatuh dan terguling ini minimal bisa menghancurkan antara lima hingga enam rumah warga di kompleks BTN Kanawa.

"Makanya kami minta masyarakat untuk waspada dan sebaiknya mengungsi ke kerabat mereka yang aman sementara waktu guna menghindari jatuhnya korban jiwa," katanya.

Bencana tanah longsor di kawasan BTN Kanawa ini mengakibatkan empat warga tewas tertimbun matrial tanah, batu dan pepohonan yang roboh.

Seorang anggota PMI Kota Ambon, H. Latuheru yang tergabung dalam regu pencari dan penyelamat (SAR) mengakui proses penggalian korban tertimbun material longsoran di BTN Kanawa dilakukan selama dua hari.

"Hari pertama tim SAR menemukan dua warga, seorang diantaranya bermarga Malawat yang sedang memasang lantai keramik di rumah salah satu warga yang tertimbun longsoran, dan keesokan harinya ditemukan Stasia Huri dan ayahnya Samsudin Huri," katanya.

Almarhum Samsudin alias Udin Huri saat itu sedang membonceng anaknya yang baru duduk di kelas satu SMP, namun saat melintasi ruas jalan tersebut tiba-tiba terjadi longsoran tanah dan menimbun mereka.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012