Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku mengganti bibit dan tanaman warga Desa Waiheru, Ambon yang rusak terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur Kota Ambon dalam sepekan terakhir.
"Sekitar 1,5 hektare lahan pertanian terdampak akibat luapan air, dan menyebabkan tanaman mati, oleh karena itu Pemerintah Provinsi Maluku akan mengganti kebutuhan bibit sesuai dengan rincian yang ada," kata Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie di Ambon, Minggu.
Hal itu dikatakannya saat melakukan peninjauan secara langsung ke titik-titik banjir di Kota Ambon, salah satunya di Desa Waiheru.
"Pemerintah Provinsi Maluku meninjau langsung ke lapangan, melihat dampak yang ditimbulkan terutama bagi petani sayur-sayuran. Jika tidak cepat ditangani maka akan berdampak juga pada inflasi di Maluku, karena sayuran gagal panen,” ungkapnya.
Lahan pertanian warga yang tergenang banjir antara lain meliputi tanaman kangkung, sawi, tomat, hingga tanaman lainnya yang menjadi komoditas utama mata pencaharian petani setempat.
Sadali mengatakan, berkaitan dengan lahan warga yang terdampak itu para penyuluh pertanian Provinsi Maluku melakukan pendampingan untuk menangani berbagai persoalan yang dihadapi.
Sadali juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Ambon dalam mengantisipasi akibat dari intensitas curah hujan yang cukup tinggi.
Peninjauan ini turut dihadiri Kadis PUPR, Kadis Pertanian, serta penyuluh untuk meninjau langsung ke lapangan, menginventarisasi berapa luas lahan yang berdampak serta apa yang dibutuhkan petani.
"Agar sesegera mungkin ditangani oleh Pemerintah Provinsi Maluku. Pemerintah juga berkoordinasi dengan Balai Sungai untuk melakukan penanganan agar para petani sayur ini dapat bekerja tidak terganggu dengan kondisi tanggul," ucapnya.