Yogyakarta (Antara Maluku) - Revolusi seksual dan reproduksi pada remaja mulai terjadi di beberapa kota besar di Indonesia karena mengikuti perilaku seks dari tren budaya Barat, kata pakar kesehatan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Siswanto Agus Wilopo.
"Institusi publik akan semakin sulit mengendalikan perilaku seksual dan reproduksi dalam era globalisasi khususnya meluasnya pengggunaan teknologi komunikasi elektronik," kata Siswanto, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Siswanto dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), para remaja perlu mendapatkan pemahaman penggunaan untuk menghindari penyalahgunaan kontrasepsi terkini.
"Peredaran obat-obat kontrasepsi emergensi dan aborsi medis perlu pengendalian tepat dan ketat, sehingga tidak akan memberikan dampak negatif yang lebih buruk kepada para remaja," katanya.
Ia mengingatkan, pelayanan teknologi kontrasepsi dan kesehatan reproduksi yang jatuh pada seseorang yang tidak profesional akan membahayakan masa depan para remaja.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
"Institusi publik akan semakin sulit mengendalikan perilaku seksual dan reproduksi dalam era globalisasi khususnya meluasnya pengggunaan teknologi komunikasi elektronik," kata Siswanto, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Siswanto dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), para remaja perlu mendapatkan pemahaman penggunaan untuk menghindari penyalahgunaan kontrasepsi terkini.
"Peredaran obat-obat kontrasepsi emergensi dan aborsi medis perlu pengendalian tepat dan ketat, sehingga tidak akan memberikan dampak negatif yang lebih buruk kepada para remaja," katanya.
Ia mengingatkan, pelayanan teknologi kontrasepsi dan kesehatan reproduksi yang jatuh pada seseorang yang tidak profesional akan membahayakan masa depan para remaja.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013