Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon mengkaji pembangunan kembali 64 kios dan 15 ruko di pasar Mardika yang terbakar pada 21 Mei 2013.
"Setelah melakukan tinjauan, kami akan mengkaji pembangunan kembali kios dam ruko yang terbakar," kata Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina di Ambon, Kamis.
Menurut dia, kebakaran tersebut menimbulkan kerugian besar bagi pedagang dan berdampak bagi tergaggunya aktivitas ekonomi di Ambon.
"Kebakaran ini sebuah bencana, ke depan kita akan mengevaluasi sehingga tidak terjadi hal seperti ini lagi," katanya.
Sam mengatakan pihaknya akan mengambil langkah memulihkan aktivitas perekonomian, tetapi semua itu dapat terlaksana setelah dilakukan evaluasi.
Pedagang, lanjutnya, diminta untuk bersabar menunggu inventarisasi kerugian oleh pemerintah daerah.
"Pemerintah tidak mungkin lepas tangan. Kita akan cari solusi, apakah kios-kios ini akan dibangun lagi di tempat ini, atau dipindahkan ke lokasi lain," ujarnya.
Diakuinya, perekonomian di Ambon tumbuh dengan pesat sehingga ruang-ruang publik seperti terminal, badan jalan dan trotoar banyak yang berubah fungsi menjadi tempat jual beli.
"Mengembalikan fungsi publik tersebut, kami akan membangun pasar apung untuk menampung pedagang kaki lima (PKL)," ujarnya.
Sam menambahkan pihaknya akan tetap menciptakan iklim investasi yang baik, yakni pemberdayaan pedagang.
"Dengan membangun pasar apung permanen maka para pedagang dapat tertampung dan dengan sendirinya dan ruang publik dibebaskan dari aktivitas PKL," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
"Setelah melakukan tinjauan, kami akan mengkaji pembangunan kembali kios dam ruko yang terbakar," kata Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina di Ambon, Kamis.
Menurut dia, kebakaran tersebut menimbulkan kerugian besar bagi pedagang dan berdampak bagi tergaggunya aktivitas ekonomi di Ambon.
"Kebakaran ini sebuah bencana, ke depan kita akan mengevaluasi sehingga tidak terjadi hal seperti ini lagi," katanya.
Sam mengatakan pihaknya akan mengambil langkah memulihkan aktivitas perekonomian, tetapi semua itu dapat terlaksana setelah dilakukan evaluasi.
Pedagang, lanjutnya, diminta untuk bersabar menunggu inventarisasi kerugian oleh pemerintah daerah.
"Pemerintah tidak mungkin lepas tangan. Kita akan cari solusi, apakah kios-kios ini akan dibangun lagi di tempat ini, atau dipindahkan ke lokasi lain," ujarnya.
Diakuinya, perekonomian di Ambon tumbuh dengan pesat sehingga ruang-ruang publik seperti terminal, badan jalan dan trotoar banyak yang berubah fungsi menjadi tempat jual beli.
"Mengembalikan fungsi publik tersebut, kami akan membangun pasar apung untuk menampung pedagang kaki lima (PKL)," ujarnya.
Sam menambahkan pihaknya akan tetap menciptakan iklim investasi yang baik, yakni pemberdayaan pedagang.
"Dengan membangun pasar apung permanen maka para pedagang dapat tertampung dan dengan sendirinya dan ruang publik dibebaskan dari aktivitas PKL," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013