Ternate (Antara Maluku) - Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, terus meningkatkan penanaman padi sawah guna mengurangi ketergantungan beras dari daerah lain.
Bupati Halmahera Timur, Rudi Irawan di Ternate, Rabu mengatakan pihaknya setiap tahun mengalokasikan dana melalui APBD guna pengembangan padi sawah, baik untuk program ekstensifikasi maupun intensifikasi.
Pemkab juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mendorong pengembangan padi sawah di daerah ini, misalnya kebijakan yang mengharuskan seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di daerah itu untuk membeli beras produksi lokal.
"Kami berharap daerah ini akan menjadi lumbung beras bagi daerah Malut, artinya sebagian besar kebutuhan beras masyarakat di Malut akan dipenuhi dari Haltim, baik beras untuk kebutuhan masyarakat menengah keatas maupun kebutuhan masyarakat umum," katanya.
Luas areal sawah di daerah itu kini mencapai 6000 hektar lebih dengan produksi sekitar 15 ribu ton padi. Salah satu daerah pusat pengembangan padi sawah di Haltim adalah wilayah Subaim, yang sebagian warganya merupakan transmigran dari Pulau Jawa, pasalnya, Haltim masih ada belasan ribu hektar potensi lahan yang bisa dikembangkan menjadi areal sawah. Pemkab Haltim akan mendatangkan transmigran untuk mengoptimalkan penggarapan potensi itu.
Kabupaten lainnya di Malut yang juga terus menggalakkan pengembangan padi sawah adalah Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kepuluan Sula, Pulau Morotai dan Kota Tidore Kepuluan.
Di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), menurut Bupati Halsel, Muhammad Kasuba Kabupaten Halsel saat ini telah memiliki lumbung padi di kawasan Gane Timur dalam mengembangkan hasil pangan.
"Kita saat ini berupaya untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, dengan mendukung pengembangan padi di kawasan Gane Timur," katanya.
Selain itu, Pemkab Halsel juga canangkan program penyerapan seribu tenaga kerja per tahun ke seluruh sector perusahaan yang ada di daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
Bupati Halmahera Timur, Rudi Irawan di Ternate, Rabu mengatakan pihaknya setiap tahun mengalokasikan dana melalui APBD guna pengembangan padi sawah, baik untuk program ekstensifikasi maupun intensifikasi.
Pemkab juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mendorong pengembangan padi sawah di daerah ini, misalnya kebijakan yang mengharuskan seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di daerah itu untuk membeli beras produksi lokal.
"Kami berharap daerah ini akan menjadi lumbung beras bagi daerah Malut, artinya sebagian besar kebutuhan beras masyarakat di Malut akan dipenuhi dari Haltim, baik beras untuk kebutuhan masyarakat menengah keatas maupun kebutuhan masyarakat umum," katanya.
Luas areal sawah di daerah itu kini mencapai 6000 hektar lebih dengan produksi sekitar 15 ribu ton padi. Salah satu daerah pusat pengembangan padi sawah di Haltim adalah wilayah Subaim, yang sebagian warganya merupakan transmigran dari Pulau Jawa, pasalnya, Haltim masih ada belasan ribu hektar potensi lahan yang bisa dikembangkan menjadi areal sawah. Pemkab Haltim akan mendatangkan transmigran untuk mengoptimalkan penggarapan potensi itu.
Kabupaten lainnya di Malut yang juga terus menggalakkan pengembangan padi sawah adalah Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kepuluan Sula, Pulau Morotai dan Kota Tidore Kepuluan.
Di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), menurut Bupati Halsel, Muhammad Kasuba Kabupaten Halsel saat ini telah memiliki lumbung padi di kawasan Gane Timur dalam mengembangkan hasil pangan.
"Kita saat ini berupaya untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, dengan mendukung pengembangan padi di kawasan Gane Timur," katanya.
Selain itu, Pemkab Halsel juga canangkan program penyerapan seribu tenaga kerja per tahun ke seluruh sector perusahaan yang ada di daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013