Pemerintah Kabupaten Buru,  Maluku  menggelar  pasar murah  dan rutin melakukan inspeksi untuk mengendalikan harga cabai di daerah itu yang saat ini menembus angka Rp80 ribu per kilogram.

"Saat ini harga cabai keriting di Kabupaten Buru mengalami kenaikan berkisar pada Rp75.000 hingga Rp80.000 per kilogram, untuk itu kami melaksanakan pasar murah," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buru Maluku Syahfan Umasugi saat dihubungi dari Ambon, Rabu.

Pasar murah digelar sebanyak empat kali di Kecamatan Namlea, Air Buaya, Waplau, dan Pela.

 Syahfan mengatakan pihaknya juga  tengah menjalin koordinasi intensif dengan  Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buru

Ia menyebutkan dalam kondisi normal harga cabai di Kabupaten Buru ini sebesar Rp45 ribu per kilogram untuk cabai merah keriting namun kini berkisar pada Rp75-80 ribu per kilogram. Sementara untuk cabai rawit ada pada harga Rp106 ribu per kilogram.

"Bahkan kalau stok cabai ini banyak, harganya bisa anjlok hingga Rp20 ribu per kilogram," katanya lagi.

Menurutnya hal ini tentu berdampak negatif pada perekonomian masyarakat setempat khususnya bagi mereka yang memiliki usaha di bidang kuliner.

Ia menuturkan berdasarkan informasi dari dinas terkait, meroketnya harga cabai tersebut disebabkan oleh bencana banjir yang terjadi pada daerah Waeapo Buru yang menyebabkan produktivitas petani cabai menurun.

Meski begitu solusi lain yang  dilakukan Pemkab Buru seperti mendatangkan cabai dari luar daerah namun berkaitan dengan hal tersebut pihaknya pun masih menjalin koordinasi dengan pihak terkait.

Untuk itu upaya yang dilakukan pihaknya untuk mengendalikan harga bahan pokok termasuk cabai saat ini adalah dengan rutin melakukan pasar murah dan sidak pasar untuk memastikan stabilitas bahan pokok daerah itu.

"Kami melakukannya untuk mengantisipasi dan mencegah jangan sampai ada penimbunan bahan pokok yang dilakukan oleh pedagang," kata dia.

Sidak pasar tersebut juga dilakukan sebagai upaya untuk mengawasi harga-harga bahan pokok yang dijual agar harga dari penjual satu dan lainnya tetap sama.

"Kami tetap melaksanakan operasi pasar dan kami melakukan survei langsung ke lapangan terkait harga dan stok bahan pokok," katanya.

Dalam upaya tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, dan instansi terkait lainnya yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

"Pengecekan harga bahan pokok di pasar, nanti datanya kami kirim ke pemerintah provinsi sebagai laporan," katanya.

Dia melanjutkan bahwa langkah yang menjadi agenda utama Pemda Buru adalah menangani sektor pertanian, ketahanan pangan dan perindustrian dan perdagangan serta  lainnya.

”Semua secara sinergi dan kolaborasi mendorong dan mempertahankan suplai kebutuhan bahan pangan serta bahan konsumsi yang tersedia," ucapnya.

Selain itu pihaknya juga gencar melakukan pasar murah bekerja sama dengan distributor yang ada di Namlea dalam pengendalian inflasi. 
 

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024