Ambon (Antara Maluku) - Warga masyarakat di Kota Ambon, Maluku, mengeluhkan kenaikan harga telur ayam ras dari Rp1.200 menjadi Rp1.400 per butir padahal persediaan pedagang melimpah menjelang perayaan hari Natal 25 Desember 2013.
"Harga telur ayam sudah kembali naik hingga mencapai Rp1.400 per butir, padahal persediaan di pasar terlihat cukup banyak," kata Lissa warga Desa Passo di Pasar Mardika, Senin, seusai membeli 40 butir telur.
Dia mengatakan, pada dua hari lalu masih membeli dengan harga yang bervariasi yakni Rp1.200/butir untuk ukuran kecil dan Rp1.300/butir untuk ukuran besar.
"Rencananya mau membeli 50 butir dengan patokan harga Rp1.200/butir untuk membuat kue di rumah menyambut perayaan Natal, namun karena harga sudah naik terpaksa hanya dapat membeli 40 butir saja," ujarnya.
Rustam, pedagang telur di pasar Mardika ketika ditemui juga mengakui harga telur ras sudah bergerak naik sejak pagi hari.
Dia menjelaskan, telur yang dijual itu awalnya dibeli dari para distributor dengan harga Rp210.000/ikat (180 butir),dan kembali dijual dengan harga Rp1.400/butir, dengan demikian keuntungan yang didapat sebesar Rp42.000/ikat.
"Kami menjual dengan harga Rp1.200/butir, jika di tingkat distributor Rp180.000/ikat," ujarnya.
Rustam juga mengakui ada beberapa pedagang masih mematok harga yang bervariasi yakni antara Rp1.300/butir hingga Rp1.400/butir karena mereka masih memiliki stok yang lama.
Dia menambahkan, patokan harga telur ini sebenarnya tidak bertahan lama sebab harganya di tingkat distributor selalu saja fluktuatif sebab barang kebutuhan yang satu ini juga tidak bisa bertahan lama.
Sedangkan telur ayam kampung dijual seharga Rp4.000/butir, telur burung puyuh Rp1.000/lima butir, harga daging ayam beku yang didatangkan dari Surabaya juga sudah bergerak naik dari Rp30.000 menjadi Rp32.000/kg, daging ayam kampung Rp70.000/ekor jenis pejantan dan Rp50.000/ekor jenis betina.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
"Harga telur ayam sudah kembali naik hingga mencapai Rp1.400 per butir, padahal persediaan di pasar terlihat cukup banyak," kata Lissa warga Desa Passo di Pasar Mardika, Senin, seusai membeli 40 butir telur.
Dia mengatakan, pada dua hari lalu masih membeli dengan harga yang bervariasi yakni Rp1.200/butir untuk ukuran kecil dan Rp1.300/butir untuk ukuran besar.
"Rencananya mau membeli 50 butir dengan patokan harga Rp1.200/butir untuk membuat kue di rumah menyambut perayaan Natal, namun karena harga sudah naik terpaksa hanya dapat membeli 40 butir saja," ujarnya.
Rustam, pedagang telur di pasar Mardika ketika ditemui juga mengakui harga telur ras sudah bergerak naik sejak pagi hari.
Dia menjelaskan, telur yang dijual itu awalnya dibeli dari para distributor dengan harga Rp210.000/ikat (180 butir),dan kembali dijual dengan harga Rp1.400/butir, dengan demikian keuntungan yang didapat sebesar Rp42.000/ikat.
"Kami menjual dengan harga Rp1.200/butir, jika di tingkat distributor Rp180.000/ikat," ujarnya.
Rustam juga mengakui ada beberapa pedagang masih mematok harga yang bervariasi yakni antara Rp1.300/butir hingga Rp1.400/butir karena mereka masih memiliki stok yang lama.
Dia menambahkan, patokan harga telur ini sebenarnya tidak bertahan lama sebab harganya di tingkat distributor selalu saja fluktuatif sebab barang kebutuhan yang satu ini juga tidak bisa bertahan lama.
Sedangkan telur ayam kampung dijual seharga Rp4.000/butir, telur burung puyuh Rp1.000/lima butir, harga daging ayam beku yang didatangkan dari Surabaya juga sudah bergerak naik dari Rp30.000 menjadi Rp32.000/kg, daging ayam kampung Rp70.000/ekor jenis pejantan dan Rp50.000/ekor jenis betina.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013