Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Maluku Utara (Malut) meminta agar Festival Kieraha dalam momentum peringatan HUT Kemerdekaan yang dipusatkan di Sofifi dapat melestarikan berbagai warisan budaya yang tersebar berbagai daerah di Malut
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut, Damruddin Rahman di Ternate, Jumat, mengungkapkan tujuan digelarnya Festial Kie Raha ini untuk mengajak masyarakat turut serta dalam melestarikan warisan budaya. Terlebih Maluku Utara memiliki banyak warisan budaya, sehingga pada rangkaikan HUT RI menjadi kesempatan untuk dipromosikan.
"Kita mengupayakan pengembangan dan pelestarian budaya. Dari banyaknya adat istiadat di Maluku Utara kita ingin kenalkan ke masyarakat untuk melestarikan bersama-sama," kata Damruddin.
Sehingga, untuk terciptanya konektivitas budaya dan menghidupkan kembali ekosistem budaya yang berkelanjutan dan saat ini kita kembali mengenang kisah lampau, catatan sejarah membuktikan bahwa Malut memiliki kejayaan di masa lampau dengan kekayaan rempah-rempahnya.
Menurut dia, pelestarian warisan budaya lokal bertujuan untuk menjaga identitas dan jati diri suatu masyarakat atau bangsa. Budaya lokal mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, dan sejarah suatu kelompok manusia. Melalui pelestarian, kita dapat memperkuat ikatan sosial dan kebanggaan terhadap warisan budaya yang dimiliki.
Untuk itu, dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Festival Kie Raha (FRR) mengusung tema "Rempah Kie Raha, Jalan Kebudayaan", kegiatan ini diharapkan dapat menguatkan jalur rempah sebagai konektivitas ekosistem budaya di masa depan.
Festival yang di gelar selama 3 hari yakni 14-16 Agustus ini dipusatkan di Bundaran Maluku Utara. Secara simbolis peserta karnaval dilepas Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Abubakar Abdullah. Titik awal di Bundaran Maluku Utara, selanjutnya peserta akan berakhir di lokasi Kawasan Ekonomi Kreatif UMKM Sofifi.
Aneka tari kreasi ditampilkan berpadu dengan iringan musik yang dimainkan langsung oleh peserta maupun rekaman. Tak hanya menunjukkan seni tarian-tarian yang memikat, pada parade tersebut setiap peserta pun dibalut dengan berbagai kostum dan aksesoris warna-warni yang unik.
Festival Kie Raha digelar di Sofifi, ibukota Provinsi Maluku Utara (Malut) untuk mengenang momen historis kejayaan masa lampau Malut dan menjadi branding jalur rempah sebagai sebuah kebudayaan, yaitu memiliki peran sebagai jalan menuju masa depan.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Malut, Rahwan K Suamba saat ditemui menyampaikan, bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut terus berupaya untuk menjaga keanekaragaman adat budaya lokal agar generasi penerus dapat menikmati khazanah kekayaan budaya Maluku Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut, Damruddin Rahman di Ternate, Jumat, mengungkapkan tujuan digelarnya Festial Kie Raha ini untuk mengajak masyarakat turut serta dalam melestarikan warisan budaya. Terlebih Maluku Utara memiliki banyak warisan budaya, sehingga pada rangkaikan HUT RI menjadi kesempatan untuk dipromosikan.
"Kita mengupayakan pengembangan dan pelestarian budaya. Dari banyaknya adat istiadat di Maluku Utara kita ingin kenalkan ke masyarakat untuk melestarikan bersama-sama," kata Damruddin.
Sehingga, untuk terciptanya konektivitas budaya dan menghidupkan kembali ekosistem budaya yang berkelanjutan dan saat ini kita kembali mengenang kisah lampau, catatan sejarah membuktikan bahwa Malut memiliki kejayaan di masa lampau dengan kekayaan rempah-rempahnya.
Menurut dia, pelestarian warisan budaya lokal bertujuan untuk menjaga identitas dan jati diri suatu masyarakat atau bangsa. Budaya lokal mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, dan sejarah suatu kelompok manusia. Melalui pelestarian, kita dapat memperkuat ikatan sosial dan kebanggaan terhadap warisan budaya yang dimiliki.
Untuk itu, dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Festival Kie Raha (FRR) mengusung tema "Rempah Kie Raha, Jalan Kebudayaan", kegiatan ini diharapkan dapat menguatkan jalur rempah sebagai konektivitas ekosistem budaya di masa depan.
Festival yang di gelar selama 3 hari yakni 14-16 Agustus ini dipusatkan di Bundaran Maluku Utara. Secara simbolis peserta karnaval dilepas Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Abubakar Abdullah. Titik awal di Bundaran Maluku Utara, selanjutnya peserta akan berakhir di lokasi Kawasan Ekonomi Kreatif UMKM Sofifi.
Aneka tari kreasi ditampilkan berpadu dengan iringan musik yang dimainkan langsung oleh peserta maupun rekaman. Tak hanya menunjukkan seni tarian-tarian yang memikat, pada parade tersebut setiap peserta pun dibalut dengan berbagai kostum dan aksesoris warna-warni yang unik.
Festival Kie Raha digelar di Sofifi, ibukota Provinsi Maluku Utara (Malut) untuk mengenang momen historis kejayaan masa lampau Malut dan menjadi branding jalur rempah sebagai sebuah kebudayaan, yaitu memiliki peran sebagai jalan menuju masa depan.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Malut, Rahwan K Suamba saat ditemui menyampaikan, bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut terus berupaya untuk menjaga keanekaragaman adat budaya lokal agar generasi penerus dapat menikmati khazanah kekayaan budaya Maluku Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024