Ambon (Antara Maluku) - Keluarga almarhum Agustinus Beliaky (28), korban penembakan orang tak dikenal (OTK) saat terjadi perkelahian antarpemuda Kudamati, Kecamatan Nusaniwe (Kota Ambon) melakukan aksi demo di Markas Polda Maluku.
Dari pantauan di Ambon, Jumat, ratusan keluarga yang memakai pakaian serba hitam-hitam ini mendatangi Mapolda sambil membawa spanduk yang intinya menuntut keadilan.
Keluarga korban menuduh ada anggota Polda Maluku yang terlibat dalam aksi penembakan tersebut dan mereka siap menghadirkan saksi yang mengetahui kronologis penembakan.
Aksi dorong antara pendemo dengan aparat kepolisian di depan pintu sempat terjadi ketika keluarga korban memaksa masuk halaman kantor Mapolda, dan setelah lewat proses negosiasi akhirnya sejumlah perwakilan diizinkan menemui pejabat Polda.
"Perwakilan pendemo diterima Wadireskrimum Polda Maluku, AKBP Agus Mustafa," kata Kasat Rerkrim Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKP Agung Tribawanto.
Terkait dengan tudingan keluarga korban yang melakukan aksi demo, pihak Propam Polda Maluku akan mengambil alih proses pemeriksaan terhadap anggota polisi yang dituduh terlibat dalam penembakan di Kudamati.
Pendemo juga menyesalkan Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease yang tidak serius menangani masalah tersebut.
"Itu berarti akan ada penambahan saksi lagi, baik dari sipil maupun anggota Polri untuk dimintai keterangan, tapi yang jelas untuk anggota polisi akan ditangani Propam Polda," katanya.
Menurut Agung, kalau Reskrimsus Polres Ambon tidak serius menangani masalah penembakan itu keliru, karena pihaknya intensif melakukan pemeriksaa tempat kejadian perkara dan mendatangkan tim labfor dari Sulsel.
Seperti diketahui, Agustinus Beliaky tertembus proyektil peluru dari punggun tembus dada kiri pada Senin, (6/1) dinihari ketika terjadi bentro antarpemuda di Kudamati.
Korban tertembak saat berada di depan rumah Kepala Inspektorat Pemprov Maluku, Roy Manuhuttu dan polisi menemukan adanya dua lubang bekas tembakan dari rumah tersebut sehingga menurunkan tim puslabfor Polda Sulsel melakukan pemeriksaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014
Dari pantauan di Ambon, Jumat, ratusan keluarga yang memakai pakaian serba hitam-hitam ini mendatangi Mapolda sambil membawa spanduk yang intinya menuntut keadilan.
Keluarga korban menuduh ada anggota Polda Maluku yang terlibat dalam aksi penembakan tersebut dan mereka siap menghadirkan saksi yang mengetahui kronologis penembakan.
Aksi dorong antara pendemo dengan aparat kepolisian di depan pintu sempat terjadi ketika keluarga korban memaksa masuk halaman kantor Mapolda, dan setelah lewat proses negosiasi akhirnya sejumlah perwakilan diizinkan menemui pejabat Polda.
"Perwakilan pendemo diterima Wadireskrimum Polda Maluku, AKBP Agus Mustafa," kata Kasat Rerkrim Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKP Agung Tribawanto.
Terkait dengan tudingan keluarga korban yang melakukan aksi demo, pihak Propam Polda Maluku akan mengambil alih proses pemeriksaan terhadap anggota polisi yang dituduh terlibat dalam penembakan di Kudamati.
Pendemo juga menyesalkan Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease yang tidak serius menangani masalah tersebut.
"Itu berarti akan ada penambahan saksi lagi, baik dari sipil maupun anggota Polri untuk dimintai keterangan, tapi yang jelas untuk anggota polisi akan ditangani Propam Polda," katanya.
Menurut Agung, kalau Reskrimsus Polres Ambon tidak serius menangani masalah penembakan itu keliru, karena pihaknya intensif melakukan pemeriksaa tempat kejadian perkara dan mendatangkan tim labfor dari Sulsel.
Seperti diketahui, Agustinus Beliaky tertembus proyektil peluru dari punggun tembus dada kiri pada Senin, (6/1) dinihari ketika terjadi bentro antarpemuda di Kudamati.
Korban tertembak saat berada di depan rumah Kepala Inspektorat Pemprov Maluku, Roy Manuhuttu dan polisi menemukan adanya dua lubang bekas tembakan dari rumah tersebut sehingga menurunkan tim puslabfor Polda Sulsel melakukan pemeriksaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014