Ambon (Antara Maluku) - Situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Desa Tuhaha dan Sirisori Amalatu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, terkendali pascapembacokan Agustinus Palijama.
"Sejumlah personel polisi masih melakukan pengamanan untuk menyekat ruang gerak warga kedua desa agar tidak terlibat bentrok," kata Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP I Putu Bintang Juliana di Ambon, Kamis.
Polisi juga sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut dengan memintai keterangan sejumlah saksi untuk mencari identitas pelaku pembacokan.
Agustinus yang setiap hari berprofesi sebagai tukang ojek ini diparang orang tak dikenal di sekitar jembatan batu Desa Saparua pada Rabu, (29/1) sekitar pukul 11.00 WIT.
Menurut Kapolres, peristiwa ini kembali memancing emosi warga Sirisori Amalatu, Kecamatan Saparua, yang bersitegang dengan warga Tuhaha.
"Kebetulan yang menjadi korban pembacokan berasal dari Sirisori sehingga mereka menduga warga Tuhaha sebagai pelaku yang melukai Agustinus," katanya.
Aksi pembacokan yang dilakukan OTK ini menyebabkan korban mengalami luka-luka potong di bagian kepala, pundak kiri, pergelangan tangan kanan, bawah lutut kaki kiri maupun lengan kiri.
Usai melakukan aksinya, pelaku langsung meninggalkan tempat kejaian perkara (TKP) dan menuju halte ojek Negeri Saparua, sedangkan warga di sekitar lokasi kejadian langsung menolong mengevakuasi korban ke Kantor Polsek Saparua.
Polisi kemudian bersama warga membantu evakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saparua guna mendapat pertolongan medis.
"Peristiwa pembacokan terhadap korban oleh OTK ini telah memancing ketegangan baru antara warga Sirisori Amalatu degan Tuhaha," jelas Kapolres.
Bentrokan antarwarga Tuhaha-Sirisori Amalatu sudah seringkali terjadi sejak tahun lalu, dan pekan lalu baru saja terjadi aksi pemarangan terhadap Fery Sasabone, seorang supir truk pengangkut pasir di pesisir pantai dekat Negeri Sirisori Amalatu.
Hanya berselang satu hari pascapemarangan Sasabone, seorang penjaga sekolah yang diketahui bernama Salmon Paliama, ditembak OTK dan langsung meninggal dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014
"Sejumlah personel polisi masih melakukan pengamanan untuk menyekat ruang gerak warga kedua desa agar tidak terlibat bentrok," kata Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP I Putu Bintang Juliana di Ambon, Kamis.
Polisi juga sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut dengan memintai keterangan sejumlah saksi untuk mencari identitas pelaku pembacokan.
Agustinus yang setiap hari berprofesi sebagai tukang ojek ini diparang orang tak dikenal di sekitar jembatan batu Desa Saparua pada Rabu, (29/1) sekitar pukul 11.00 WIT.
Menurut Kapolres, peristiwa ini kembali memancing emosi warga Sirisori Amalatu, Kecamatan Saparua, yang bersitegang dengan warga Tuhaha.
"Kebetulan yang menjadi korban pembacokan berasal dari Sirisori sehingga mereka menduga warga Tuhaha sebagai pelaku yang melukai Agustinus," katanya.
Aksi pembacokan yang dilakukan OTK ini menyebabkan korban mengalami luka-luka potong di bagian kepala, pundak kiri, pergelangan tangan kanan, bawah lutut kaki kiri maupun lengan kiri.
Usai melakukan aksinya, pelaku langsung meninggalkan tempat kejaian perkara (TKP) dan menuju halte ojek Negeri Saparua, sedangkan warga di sekitar lokasi kejadian langsung menolong mengevakuasi korban ke Kantor Polsek Saparua.
Polisi kemudian bersama warga membantu evakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saparua guna mendapat pertolongan medis.
"Peristiwa pembacokan terhadap korban oleh OTK ini telah memancing ketegangan baru antara warga Sirisori Amalatu degan Tuhaha," jelas Kapolres.
Bentrokan antarwarga Tuhaha-Sirisori Amalatu sudah seringkali terjadi sejak tahun lalu, dan pekan lalu baru saja terjadi aksi pemarangan terhadap Fery Sasabone, seorang supir truk pengangkut pasir di pesisir pantai dekat Negeri Sirisori Amalatu.
Hanya berselang satu hari pascapemarangan Sasabone, seorang penjaga sekolah yang diketahui bernama Salmon Paliama, ditembak OTK dan langsung meninggal dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014