Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku bersama Tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) memperkenalkan produk turunan pisang tongkat langit kepada kelompok tani dan masyarakat di Negeri Nua Nea, Kabupaten Maluku Tengah.
"Sosialisasi ini dalam rangka memotivasi penduduk setempat untuk menjadi pemasok utama bahan baku unit produksi tanaman pisang tongka langit Unpatti," kata tim Ketua Tim Pengembang Pisang Tongka Langit Unpatti Prof Adriana Hiariej melalui keterangan yang diterima di Ambon, Sabtu.
Menurutnya sosialisasi ini menggairahkan masyarakat untuk menanam pisang tongka langit secara luas, mengingat tingginya kebutuhan unit produksi di Unpatti yang teknologinya didukung oleh ITB.
Kegiatan ini juga bertujuan menilai bagaimana potensi alam, budaya lokal, dan tradisi masyarakat Nua Nea bisa diintegrasikan dengan konsep wisata edukatif, sehingga dapat meningkatkan daya tarik pariwisata sekaligus menggerakkan ekonomi lokal secara berkelanjutan.
Dalam sosialisasi itu masyarakat diperkenalkan dengan metode menanam dan merawat pisang tongka langit hingga menjadikan buah endemik itu menjadi produk bernilai ekonomis.
Pisang tongka langit dengan nama latin Musatroglodytarum L merupakan salah satu jenis tanaman endemik yang berasal dari Maluku.
Kondisi geografis kepulauan membuat tanaman ini memiliki beberapa varietas yang tumbuh di Maluku, namun pisang jenis ini jarang disukai masyarakat untuk dijadikan panganan bernilai ekonomis seperti varietas pisang lainnya.
"Tidak banyak petani membudidayakan pisang jenis ini lantaran nilai ekonomis kalah saing dibanding jenis pisang lainnya," kata dia.
Pisang jenis ini memiliki ciri khas tangkai buah tegak lurus ke langit sesuai dengan istilah dialek Maluku melekat padanya "tongka langit" yang berarti topang langit.
Saat sedang berbuah, tandan pisang pada umumnya akan mengarah ke bawah namun tidak dengan Tongka Langit. Saat berbuah, tandan pisang akan mengarah ke langit (atas), inilah yang membuatnya diistilahkan tongka langit.
Disamping itu buahnya pun lebih besar dari pisang biasa dan warnanya jauh lebih kuning.
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Mandiri Seram, Elsye Syauta Latuheru memfasilitasi kegiatan sosialisasi tersebut dan mendukung sepenuhnya kegiatan pengembangan Eduwisata di Nua Nea.
Diharapkan Negeri Nua Nea dapat menjadi sentra utama budidaya pisang tongkat langit, tidak hanya menghidupkan ekonomi lokal, tetapi juga menjadi daya tarik wisata baru yang unik di Maluku Tengah.
"Bapak Ibu dosen dari ITB dan Unpatti, permintaan kami bukan hanya untuk saat ini, untuk ke depannya kami mohon bimbingan," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024