Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat ekonomi Maluku triwulan III 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 6,23 persen  dibandingkan periode  triwulan III 2023   yang hanya  tumbuh 3,12 persen.

"Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai kategori industri pengelolaan  sebesar 11,63 persen. Dari sisi pengeluaran  pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen impor luar negeri  yang tumbuh sebesar 118,41 persen," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Patiwallapia di Ambon, Rabu.

Ia menyampaikan Ekonomi Maluku triwulan III 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 3,11 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada  lapangan  usaha industri pengolahan sebesar 23,05 persen. Sementara dari sisi pengeluaran dicapai oleh  komponen impor luar negeri  sebesar 20,75 persen.

Sementara secara akumulatif ekonomi Maluku triwulan III 2024  tumbuh sebesar 4,93 persen. Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai kategori jasa kesehatan dan kegiatan  sosial sebesar 8,56 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen impor luar negeri yang tumbuh sebesar 119,12 persen.

Perekonomian Maluku  berdasarkan  Produk domestik regional  bruto  (PDRB)  atas dasar harga berlaku triwulan III 2024 mencapai Rp15,96 triliun    dan atas harga konstan 2010 mencapai Rp9,45 triliun.

Ia memaparkan perekonomian Maluku masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 23,70 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 21,28 persen, perdagangan besar enceran dan reparasi mobil-sepeda motor sebesar 14,21 persen  dan konstruksi s 7,71 persen. 

Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Maluku mencapai 66,91 persen.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Maluku mengintensifkan kerja sama dengan perusahaan dan investor asing untuk membuka peluang investasi di daerah itu.

"Dalam memenuhi target realisasi investasi diperlukan komitmen dan keseriusan bupati dan wali kota di 11 kabupaten/kota untuk membuka peluang investasi," kata Plh Sekda Maluku Suryadi Sabirin.


Menurut  Kementerian investasi menargetkan penanaman modal pada awal tahun  Rp2,48 triliun.


Ia menyebutkan  saat ini ada sebanyak 200 proyek investasi yang sudah masuk dan berjalan di Maluku salah satunya perusahaan udang yang di Weilehi, Batu Tua. 

 

Pewarta: John Soplanit

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024