Kantor Bahasa Maluku meningkatkan upaya pelestarian bahasa daerah melalui festival bahasa daerah bagi siswa SMA) dan SMK di Provinsi Maluku.
"Kegiatan ini merupakan program pusat yang diserahkan ke balai dan kantor Bahasa di 10 provinsi di Indonesia yang terpilih untuk menyelenggarakan festival teater berbahasa daerah, " kata Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku Kity Karenisa, di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan 10 balai kantor bahasa memilih satu bahasa daerah yang digunakan di wilayahnya untuk kemudian di pentaskan dalam festival teater.
"Di Provinsi Maluku kami ambil bahasa yang menjadi bahasa pergaulan yakni bahasa melayu Ambon
"Pada dasarnya teater ini cerita yang akan ditampilkan berdasarkan legenda yang ada di daerah tersebut, selain mengangkat cerita yang ada di daerah juga menggunakan bahasa daerah yakni melayu Ambon, " katanya.
Ia menjelaskan pihaknya melibatkan sekolah di Provinsi Maluku, mengingat di Maluku ada 70 bahasa, untuk pertama kali dipilih bahasa yang digunakan oleh hampir semua siswa.
"Paling tidak harapan kami kegiatan ini memantik keinginan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan kegiatan seperti ini, karena Balai Bahasa tidak bisa bekerja sendiri dan harus ada inisiatif dari para penutur bahasa daerah itu sendiri untuk melestarikan bahasa daerah," katanya.
Sebanyak 23 SMA di Provinsi Maluku yang mendaftarkan mengikuti festival teater berbahasa daerah, diikuti dengan pengumpulan naskah teater, kemudian diseleksi untuk menentukan 15 sekolah yang tampil.
"Bahasa melayu Ambon dipilih karena pada dasarnya ini adalah bahasa pergaulan di Maluku dan karena waktu cukup terbatas, kami yakin bahasa daerah yang dikuasai oleh anak-anak di seluruh Provinsi Maluku ini adalah bahasa melayu Ambon, juga sebagai upaya membangkitkan keinginan bahasa daerah lain juga untuk melakukan hal yang sama, " katanya.
Ia menambahkan kegiatan ini juga merupakan penguatan bahasa daerah yang penutur mudanya semakin sedikit, lebih banyak orang tua yang masih bersemangat untuk mengajarkan bahasa daerah.
"Tujuan kami untuk menunjukkan bahwa berbahasa daerah itu bukan hal yang memalukan, melainkan bagian menaikkan gengsi bahasa daerah, dan menyadarkan masyarakat bahwa berbasa darah itu bagian dari identitas. Jika identitas hilang lalu siapa kita tanpa bahasa daerah, " ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Kegiatan ini merupakan program pusat yang diserahkan ke balai dan kantor Bahasa di 10 provinsi di Indonesia yang terpilih untuk menyelenggarakan festival teater berbahasa daerah, " kata Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku Kity Karenisa, di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan 10 balai kantor bahasa memilih satu bahasa daerah yang digunakan di wilayahnya untuk kemudian di pentaskan dalam festival teater.
"Di Provinsi Maluku kami ambil bahasa yang menjadi bahasa pergaulan yakni bahasa melayu Ambon
"Pada dasarnya teater ini cerita yang akan ditampilkan berdasarkan legenda yang ada di daerah tersebut, selain mengangkat cerita yang ada di daerah juga menggunakan bahasa daerah yakni melayu Ambon, " katanya.
Ia menjelaskan pihaknya melibatkan sekolah di Provinsi Maluku, mengingat di Maluku ada 70 bahasa, untuk pertama kali dipilih bahasa yang digunakan oleh hampir semua siswa.
"Paling tidak harapan kami kegiatan ini memantik keinginan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan kegiatan seperti ini, karena Balai Bahasa tidak bisa bekerja sendiri dan harus ada inisiatif dari para penutur bahasa daerah itu sendiri untuk melestarikan bahasa daerah," katanya.
Sebanyak 23 SMA di Provinsi Maluku yang mendaftarkan mengikuti festival teater berbahasa daerah, diikuti dengan pengumpulan naskah teater, kemudian diseleksi untuk menentukan 15 sekolah yang tampil.
"Bahasa melayu Ambon dipilih karena pada dasarnya ini adalah bahasa pergaulan di Maluku dan karena waktu cukup terbatas, kami yakin bahasa daerah yang dikuasai oleh anak-anak di seluruh Provinsi Maluku ini adalah bahasa melayu Ambon, juga sebagai upaya membangkitkan keinginan bahasa daerah lain juga untuk melakukan hal yang sama, " katanya.
Ia menambahkan kegiatan ini juga merupakan penguatan bahasa daerah yang penutur mudanya semakin sedikit, lebih banyak orang tua yang masih bersemangat untuk mengajarkan bahasa daerah.
"Tujuan kami untuk menunjukkan bahwa berbahasa daerah itu bukan hal yang memalukan, melainkan bagian menaikkan gengsi bahasa daerah, dan menyadarkan masyarakat bahwa berbasa darah itu bagian dari identitas. Jika identitas hilang lalu siapa kita tanpa bahasa daerah, " ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024