Waktu menunjukkan pukul 08.20 WIB ketika beberapa orang asing mulai memasuki ruangan dan duduk bergerombol. Tak lama kemudian, masuklah seorang bapak ke dalam ruangan dan mengajak mereka belajar bahasa Indonesia.

Para orang asing itu terlihat antusias selama pelajaran berlangsung.

Belajar bahasa Indonesia bukan menjadi hal yang digemari hampir seluruh masyarakat Indonesia. Mereka cenderung memilih untuk belajar bahasa asing dibandingkan bahasa sendiri.

Uniknya, di tengah giatnya orang Indonesia belajar bahasa asing, ada sekelompok orang asing yang justru asyik mempelajari bahasa Indonesia. Bahkan mereka datang ke Indonesia untuk mempelajarinya secara langsung.

Yulia Bondarenko, perempuan asal Ukraina, menyebutkan di negara asalnya hanya ada satu universitas yang mengajarkan bahasa Indonesia.

Menurut dia, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang tidak biasa di negara asalnya.

Setelah mengikuti beberapa tahapan seleksi, Yulia berhasil mendapatkan beasiswa ke Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia.

Hal serupa juga dialami Faye dan Caitlin, wanita asal Inggris dan Australia yang mengaku sangat senang belajar bahasa Indonesia. Keduanya bahkan berniat bekerja dan menetap di Indonesia.

Sementara Yumiko Agawa asal Jepang mengemukakan hal sedikit berbeda. Ia dan keluarganya pindah ke Indonesia untuk bekerja, dan tuntutan pekerjaan membuatnya harus mempelajari bahasa Indonesia agar mudah berkomunikasi.

Menurut dia, keuntungan lain yang diperolehnya adalah lebih mudah mengerti jika membaca buku atau menonton film Indonesia.

Yulia, Faye, Caitlin, Yumiko dan beberapa orang asing lainnya tergabung dalam kelas bahasa Indonesia Pusat Bahasa Universitas Padjadjaran, Bandung.

Kelas bahasa Indonesia untuk orang asing tidak mudah ditemukan di Bandung. Biasanya hanya terdapat di pusat bahasa perguruan tinggi, termasuk di Universitas Padjadjaran (Unpad). Di sini ada sekitar 30 orang asing yang belajar bahasa Indonesia dan mereka dibagi menjadi empat kelas. Sebelum masuk, biasanya mereka harus mengikuti ujian penempatan kelas.

"Beberapa kata dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa asing, sehingga orang dari negara yang menggunakan bahasa asing tersebut akan tertarik mempelajari bahasa Indonesia," ujar Nurmalia Wahyuni, dosen bahasa Institut Teknologi Bandung, saat ditanya mengapa orang asing mau belajar bahasa Indonesia.

Menurut Wahyuni, orang asing senang belajar kultur negara lain dan mereka yang belajar bahasa Indonesia tidak hanya bahasa melainkan juga mengenai kultur bangsa Indonesia.

Selain itu, belajar bahasa Indonesia lebih mudah dibandingkan belajar bahasa lain, dan hal itu menjadi daya tarik tersendiri.


Baik dan Benar

Wahya, dosen Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran, menyatakan bahwa belajar bahasa Indonesia bukan sekadar untuk tahu berbicara dalam bahasa Indonesia, tapi juga bagaimana kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Ia menyatakan di beberapa daerah, bahasa Indonesia bukanlah bahasa pertama.

"Bahasa Indonesia biasanya menjadi bahasa kedua dan tidak dipelajari secara serius, karena dikalahkan oleh bahasa daerah," katanya.

Menurut dia, hal itu diperparah dengan banyaknya program siaran yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, sehingga tidak heran jika orang hanya mampu berbicara tanpa tahu bagaimana menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Hal lain yang harus disoroti adalah standardisasi bahasa Indonesia. Kebijakan yang ada di beberapa lembaga yang membuka lowongan kerja adalah standar nilai TOEFL, sementara bahasa Indonesia tidak pernah diuji bahkan standar nilainya pun tidak pernah ada.

"Regulasi pemerintah sudah jelas bahwa TOEFL hanya berlaku kepada orang yang akan bekerja atau kuliah di luar negeri. Jika pemerintah sudah memiliki regulasi yang jelas, maka akan ada kebijakan lembaga yang mendukung hal ini," ujar Wahya.

Ia juga menegaskan bahwa berbagai permasalahan penggunaan bahasa Indonesia bisa diatasi lewat sikap bertutur secara baik dan benar yang memperlihatkan karakter bangsa.

Kebijakan pemerintah memasukkan pendidikan karakter kepada anak didik sejak tingkat sekolah dasar merupakan langkah sangat positif untuk mencetak generasi muda yang kuat kebangsaannya.

"Kurangnya karakter ini membuat masyarakat Indonesia cenderung ingin ikut menggunakan bahasa asing," katanya.


Bahasa Internasional

Saat ini Bahasa Indonesia sudah diajarkan di lebih dari 70 perguruan tinggi di seluruh dunia. Ada yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah wajib, ada juga yang hanya kursus biasa.

Di samping itu, beberapa siaran radio di dunia pun menggunakan bahasa Indonesia.

"Radio Deutsche Welle di Jerman. misalnya, atas inisiatif sendiri menggunakan bahasa Indonesia dan secara tidak langsung menyebarkannya. Bahkan di Malaysia, beberapa remaja sedang mencontoh bahasa prokem Indonesia," kata Wahya.

Dari fakta itu bisa dibilang masyarakat internasional sudah mengenal bahasa Indonesia.

Menurut Wahya, pemerintah saat ini sedang giat-giatnya meningkatkan kedudukan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, dan hal itu harus dimulai dengan adanya penataan dalam negeri terlebih dahulu.

Ke depan, kata dia, setiap kementerian harus melaksanakan tes bahasa Indonesia bagi orang yang ingin naik pangkat. Selain itu akan ada rambu-rambu dalam penggunaan bahasa untuk pemasangan iklan di Indonesia, demikian juga dalam penggunaan istilah "sekolah internasional".

Saat ini pemerintah Indonesia juga menyediakan beasiswa Dharmasiswa dan Kemitraan Negara Berkembang (KNB), khusus kepada mereka yang belajar bahasa Indonesia di negara asal dan ingin melanjutkan kuliah ke Indonesia.

Dharmasiswa tersedia bagi negara manapun, sedangkan KNB hanya kepada negara-negara berkembang. Nantinya mereka yang mendapat beasiswa kembali dan diharapkan mampu menjadi contoh bagi orang lain di negara asalnya.

Penyediaan beasiswa-beasiswa itu diharapkan dapat meningkatkan gengsi berbahasa Indonesia dengan baik dan benar di negara sendiri maupun di negara lain.

Bulan Oktober telah ditetapkan pemerintah sebagai Bulan Bahasa dan Sastra Nasional. Sumpah Pemuda yang mengikrarkan bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa pun jatuh pada bulan ini.

Karena itu, mari gunakan momentum Bulan Bahasa dan Sastra 2014 ini untuk terus menghidupi bahasa Indonesia sebagai cerminan karakter bangsa yang baik dan bersahabat.

(*) Mahasiswi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung.

Pewarta: Claudia Bernadette Bawole (*)

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014