Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff menyatakan kerja sama antarnegara-negara anggota Malanesia Spearhead Group (MSG) dengan Indonesia khususnya dengan Provinsi Maluku membawa dampak positif bagi Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ambon.

"Saya sangat bersyukur karena selama kurang lebih dua bulan para siswa dari anggota MSG yang berjumlah tujuh orang telah belajar bersama dengan siswa di SUPM Negeri Ambon," kata Gubernur Said, di Ambon, Selasa

Gubernur menyatakan hal itu, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Bidang Ekonomi Roy Talahatu, pada Penutupan Program Beasiswa Pendidikan Usaha Perikanan di SUPM Negeri Waeheru, Ambon bagi para siswa negara anggota MSG.

Hadir dalam acara tersebut Duta Besar Negara Kepulauan Solomon, Salana Kalau dan Wakil Duta Besar Fiji, Tokasaya.

Para siswa anggota MSG tersebut berjumlah tujuh orang yang berasal dari Fiji, Solomon dan Vanuatu.

Dari tujuh siswa tersebut yang berasal dari Fiji sebanyak dua orang, yakni Maria Marama dan Waisale Vosunitokalau, berasal dari Solomon sebanyak empat orang, yakni Bobby Sokasi, Michael Afuiasi, James Baetaloa, Clerish Tiubule dan dari Vanuatu satu orang, yakni Kalsal Brisco.

Menurut gubernur, para siswa anggota MSG tersebut sudah mendapatkan ilmu dan juga membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka kepada siswa SUPM Negeri Ambon.

"Pemerintah Provinsi Maluku mendukung sepenuhnya kerja sama yang telah dibangun antarnegara dan terus mendorong agar kegiatan yang sama akan dilakukan di masa-masa yang akan datang," pinta Gubernur Said.

Kepala Subdit Direktorat Kerja Sama Teknik Wilayah Afrika dan Timur Tengah, Kementerian Luar Negeri RI, Nico Adam mengatakan, program beasiswa ini merupakan awal dari pelaksanaan kerja sama Indonesia dengan negara-negara Malanesia.

"Awal dari kerja sama ini kita pilih Ambon, karena secara geografis sangat dekat dan secara kultural hampir sama dengan masyarakat di kawasan negara-negara Malanesia," kata Nico.

Menurut dia, beasiswa para siswa anggota MSG di SUPM Negeri Ambon dilakukan dalam bentuk pelatihan kerja sama teknik yang merupakan komitmen sejak pemerintahan sebelumnya SBY-Budiono, dengan mengundang para Kepala Negara dan para Menteri Luar Negeri Malanesia.

"Mereka telah mengunjungi SUPM Negeri Ambon pada awal 2014 dan saat itu mereka menanggapi positif sehingga dilakukan kerja sama dalam bentuk beasiswa," katanya.

Karena itu, pada 2015 pihaknya tetap melakukan kerja sama dengan negara-negara Malanesia untuk memberikan pelatihan-pelatihan dibidang perikanan.

"Saat ini juga sedang berlangsung pelatihan pembuatan kerupuk terhadap masyarakat di wilayah pesisir negara-negara Malanesia, karena itu di negara-negara tersebut banyak bahan baku yang bisa diolah menjadi kerupuk tetapi masyarakatnya tidak tahu bagaimana cara membuatnya," ujar Nico.

Karena itu, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kelauatan dan Perikanan telah mengirim tenaga ahli pembuat kerupuk ke negara-negara Asia Pasifik dan proses pengiriman tenaga ahli tersebut tidak hanya memberikan pelatihan bagaimana cara membuat kerupuk tetapi juga melatih cara memasarkan dari produk yang dihasilkan.

"Kalau sudah jadi kerupuk diajar juga cara membuat kemasan dan tujuan akhirnya bagaimana membantu meningkatkan ekonomi keluarga mereka," ujar Nico.

Pewarta: Finus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014