Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff meminta instansi teknis terkait serta Pemkab dan Pemkot se-Maluku untuk bekerja keras meningkatkan kesejahteraan para petani, sebagai salah satu syarat dalam menghadapi pasar bebas Asean (MEA), akhir 2015.

"Kesejahteraan petani menjadi salah satu syarat mutlak agar masyarakat di Maluku mampu bersaing dan menang dalam pasar bebas Asean, di samping meningkatkan daya saing produk-produk yang dihasilkan," kata Gubernur, di Ambon, Jumat.

Gubernur Said mengakui tidak mudah untuk meningkatkan kesejahteraan para petani di Maluku, selain karena keterbatasan anggaran pembangunan, juga sumber daya manusia (SDM) yang masih lemah dan minim.

"Karena itu dibutuhkan kerja keras seluruh instansi teknis terkait, termasuk pemerintah 11 Kabupaten/kota di Maluku juga lebih peduli dengan kesejahteraan para petani," katanya.

Menurut dia, peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan akan berdampak terhadap peningkatan kualitas produksi bahan pangan yang dihasilkan dan mampu bersaing di pasaran dalam maupun luar negeri, serta siap menghadapi kuatnya persaingan antarnegara sekaligus memanfaatkan peluang untuk mencapai kemapanan dan kesejahteraan di masa mendatang.

"Komoditas pangan di Maluku sangat melimpah, tetapi semuanya tidak akan bermanfaat, jika tidak terserap pasar karena daya saing yang rendah. Begitu pun produksi pangan melimpah dan berdaya saing tidak akan berkelanjutan apabila tidak menyejahterakan produsen atau petani," ujarnya.

Gubernur juga meminta semua komponen bekerja keras untuk meningkatkan kapasitas produksi komoditas pangan, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Maluku di masa mendatang.

"Produksi komoditas pangan harus terus digenjot volumenya, mengingat sebagian besar masyarakat di Maluku hidupnya masih bersifat konsumtif. Produksi pangan yang mencukupi kebutuhan masyarakat akan berdampak bagi tertutupnya peluang ekspor produsen negara lain," katanya.

Said menambahkan, pemerintah provinsi maupun kabupaten - kota bersama dunia usaha telah mempersiapkan potensi sumber daya alam dan manusia untuk menghadapi dibukanya era pasar bebas Asean tersebut.

Faktor penting lain yang disiapkan yakni kualitas sumber daya manusia serta infrastruktur dasar yang memadai disamping menata sistem birokrasi lebih efisien dan efektif.

Masalah keterbatasan infrastruktur dasar, akses keuangan dan energi yang terbatas serta mengakibatkan rendahnya daya saing daerah, harus segera dibenahi dan ditingkatkan untuk menghadapi pasar bebas Asean tersebut.

Menurut dia, masalah yang tidak bida dihindari saat dimulainya MEA 2015 yakni terjadinya kompetisi sangat tajam antarpara pelaku usaha negara ASEAN dengan pelaku udaha lokal, termasuk pada wilayah profesi.

Pemprov maupun kabupaten - kota di Maluku, katanya, terus mendorong dan memberikan kemudahan kepada para pelaku usaha lokal agar terus bergerak maju mengembangkan usaha serta berkreasi dan berinovasi menghadapi tantangan era pasar bebas tersebut.

Gubernur Said mengatakan, geografis Maluku sebagai provinsi kepulauan yang didukung besarnya potensi sumber daya alam terutama kelautan dan perikanan, merupakan salah satu unggulan utama strategis untuk bersaing di pasar Asean, terutama bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

MEA merupakan bentuk integrasi ekonomi sangat potensial di kawasan Asean maupun dunia, di mana barang, jasa, modal dan investasi akan bergerak bebas di kawasan ini, karena integrasi ekonomi regional merupakan kecenderungan dan keharusan di era global saat ini.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015