Ambon (Antara Maluku) - Tim dari Balai Arkeologi Ambon akan melakukan studi kepurbakalaan di Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, pada Maret-April 2015, terkait penelitian yang telah dilakukan selama empat tahun berturut-turut di wilayah tersebut.

"Kepulauan Tanimbar potensial sekali dan masih harus ditindaklanjuti, kami aktif meneliti di sana sejak tahun 2011 hingga 2014, tahun ini kami akan melakukan studi arkeologi prasejarah," kata Arkeolog Marlon Ririmasse di Ambon, Kamis.

Dikatakannya, studi kepurbakalaan tersebut dilakukan untuk menemukan lebih banyak bukti-bukti prasejarah, karena penelitian sebelumnya hanya bersifat eksplorasi potensi sedangkan sebaran permukiman kuno di Tanimbar terbilang luas sehingga dari aspek kronologinya belum bisa ditentukan.

"Kali ini kemungkinan arah studinya akan ada ekskavasi karena kami bekerja sama dengan Pusat Arkeologi Nasional, karena dari studi eksplorasi untuk menemukan potensi selama empat tahun sudah bisa dibilang cukup mewakili," ucapnya.

Marlon menjelaskan sebelumnya fokus penelitian di kepulauan Tanimbar diawali di Pulau Yamdena pada 2011, lalu dilanjutkan dengan eksplorasi potensi di situs-situs negeri lama, termasuk di titik-titik yang teridentifikasi menjadi lokasi "natar" atau monumen perahu batu yang merupakan simbol religius masyarakat setempat, pada 2012.

Prosesnya lantas diteruskan dengan survei dan berbagai penelitian tinjauan di Pulau Selaru, Larat dan Fordata pada 2013 dan 2014 yang kemudian ditemukan spesimen nekara (gendang perunggu) Dong Son tipe Heger I di Desa Arui Das, Pulau Tanimbar, Kebupaten Maluku Tenggara Barat.

Peninggalan budaya zaman perunggu tersebut belum tercatat dalam berbagai referensi akademis etnohistori mengenai penemuan nekara di Maluku yang pernah ditulis sebelumnya oleh para peneliti Belanda pada era kolonial, sehingga menjadikannya nekara ke-13 yang pernah ditemukan di provinsi itu.

"Karena kami belum ada kegiatan ekskavasi di sana jadi sampai saat ini kami belum bisa memberikan kisaran usianya, tapi kalau dari situs-situs permukiman kuno barangkali kami bisa tarik dari sekitar 2.000 tahun lalu pada masa prasejarah akhir palaeometalik," ucapnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015