Ambon (Antara Maluku) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Maluku akan melakukan evaluasi terkait kegagalan tim daerah tersebut pada lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dan National Schools Debating Championship (NSBC) tingkat nasional, di Ambon 8-13 Juni 2015.
"Kami akan melakukan evaluasi atas kegagalan tim Maluku sebagai tuan rumah pada lomba debat bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tingkat nasional tersebut, sekaligus mengatasi berbagai kekurangan," kata Kepala Dinas Dikbud Maluku, Saleh Thio, di Ambon, Senin.
Dalam lomba debat tingkat nasional yang berakhir pada Sabtu (13/6), tim Maluku tidak berhasil meraih satu pun gelar juara, dan harus mengakui keunggulan peserta dari daerah lainnya, terutama dari Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi.
Kendati tidak meraih gelar pada dua lomba bergengsi yang untuk pertama kalinya digelar secara bersamaan, tetapi Maluku meraih peringkat pertama pada seleksi akreditasi pendamping yang diikuti peserta dari 34 provinsi.
Pendamping tim Maluku Meske Gasperz meraih peringkat pertama pendamping akreditasi terbaik, sekaligus menyisihkan Yuli Astuti (Kalimantan Selatan) dan Anisa (DI Yogyakarta) yang harus puas di peringkat kedua dan ketiga.
Saleh Thio mengatakan, evaluasi diperlukan untuk memperbaiki dan meningkatkan berbagai kelemahan yang ada, sehingga pada ajang yang sama di tahun-tahun mendatang, peserta dari daerah ini dapat mampu bersaing dan berprestasi.
Saleh mengakui, pihaknya banyak belajar dan menimba pengalaman selama penyelenggaraan kedua lomba debat di Kota Ambon tersebut, sehingga bisa diaplikasikan dalam pengembangan ke depan.
"Sebagai tuan rumah, kami banyak memperoleh masukan selama penyelenggaraan di Ambon, apalagi untuk pertama kalinya debat bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris digelar bersamaan. Selain menjadi motivasi bagi para siswa di Ambon, juga menjadi masukan untuk persiapan menghadapi lomba serupa di masa mendatang," katanya.
Hasil Lomba
Lomba yang ditutup Dirjen Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Achmad Jazidie, peserta provinsi Jawa Timur meraih juara pertama pada lomba debat bahasa Indonesia (LDBI), sedangkan DI Yogyakarta meraih juara pertama National Schools Debating Championship (NSBC).
Pada babak final LDBI Jatim mengalahkan peserta dari Riau yang harus puas di posisi kedua, sedangkan Bali dan Banten dinobatkan sebagai juara III bersama.
Sedangkan kategori NSBC DI Yogyakarta berhasil mengalahkan pesaingnya Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang hafrus puas di posisi kedua, sedangkan DKI Jakarta dan Banten mendapat meraih juara III bersama.
Tim juri yang berasal dari perguruan tinggi terkemuka di tanah air juga menetapkan 10 pembicara terbaik LDBI dan 8 pembicara terbaik NSBC.
8 pembicara terbaik NSBC tahun 2015 yakni Firsiansus Maikel dan Muhamad Ilham Akbar (Jawa Barat) meraih peringkat pertama dan kedua, peringkat III diraih Muhamad Haikal Satria (DI Yogyakarta), peringkat IV Selvia Majori (Banten), peringkat V Judit Grasia Arda (Kalimatan Barat), peringkat VI Fara Siregar (Banten), peringkat VII Syarifah Alia (Sulawesi Tengah) dan Fairus Iqbal Okta (Aceh) di peringkat VIII.
Sedangkan 10 pembicara terbaik LDBI tahun 2015 yakni peringkat pertama dan kedua diraih peserta dari bali yakni Ester Elizabeth Astria dan Patriasina Celi Budiman, peringkat III Muhamad Akbar (DI Yogyakarta), peringkat IV Putra Widyahandini (DI Yogyakarta) dan peringkat V Farel Fendira (Riau).
Sedangkan peringkat VI Silvia Kristina (Bali), peringkat VII Halimatu Saidah (DKI Jakarta), peringkat VIII Sasarina (Jawa Timur), peringkat IX Nadhia Laela (Jawa Timur) dan Novi Yulia Prubaningsi (DKI Jakarta) di posisi terakhir.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Kami akan melakukan evaluasi atas kegagalan tim Maluku sebagai tuan rumah pada lomba debat bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tingkat nasional tersebut, sekaligus mengatasi berbagai kekurangan," kata Kepala Dinas Dikbud Maluku, Saleh Thio, di Ambon, Senin.
Dalam lomba debat tingkat nasional yang berakhir pada Sabtu (13/6), tim Maluku tidak berhasil meraih satu pun gelar juara, dan harus mengakui keunggulan peserta dari daerah lainnya, terutama dari Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi.
Kendati tidak meraih gelar pada dua lomba bergengsi yang untuk pertama kalinya digelar secara bersamaan, tetapi Maluku meraih peringkat pertama pada seleksi akreditasi pendamping yang diikuti peserta dari 34 provinsi.
Pendamping tim Maluku Meske Gasperz meraih peringkat pertama pendamping akreditasi terbaik, sekaligus menyisihkan Yuli Astuti (Kalimantan Selatan) dan Anisa (DI Yogyakarta) yang harus puas di peringkat kedua dan ketiga.
Saleh Thio mengatakan, evaluasi diperlukan untuk memperbaiki dan meningkatkan berbagai kelemahan yang ada, sehingga pada ajang yang sama di tahun-tahun mendatang, peserta dari daerah ini dapat mampu bersaing dan berprestasi.
Saleh mengakui, pihaknya banyak belajar dan menimba pengalaman selama penyelenggaraan kedua lomba debat di Kota Ambon tersebut, sehingga bisa diaplikasikan dalam pengembangan ke depan.
"Sebagai tuan rumah, kami banyak memperoleh masukan selama penyelenggaraan di Ambon, apalagi untuk pertama kalinya debat bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris digelar bersamaan. Selain menjadi motivasi bagi para siswa di Ambon, juga menjadi masukan untuk persiapan menghadapi lomba serupa di masa mendatang," katanya.
Hasil Lomba
Lomba yang ditutup Dirjen Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Achmad Jazidie, peserta provinsi Jawa Timur meraih juara pertama pada lomba debat bahasa Indonesia (LDBI), sedangkan DI Yogyakarta meraih juara pertama National Schools Debating Championship (NSBC).
Pada babak final LDBI Jatim mengalahkan peserta dari Riau yang harus puas di posisi kedua, sedangkan Bali dan Banten dinobatkan sebagai juara III bersama.
Sedangkan kategori NSBC DI Yogyakarta berhasil mengalahkan pesaingnya Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang hafrus puas di posisi kedua, sedangkan DKI Jakarta dan Banten mendapat meraih juara III bersama.
Tim juri yang berasal dari perguruan tinggi terkemuka di tanah air juga menetapkan 10 pembicara terbaik LDBI dan 8 pembicara terbaik NSBC.
8 pembicara terbaik NSBC tahun 2015 yakni Firsiansus Maikel dan Muhamad Ilham Akbar (Jawa Barat) meraih peringkat pertama dan kedua, peringkat III diraih Muhamad Haikal Satria (DI Yogyakarta), peringkat IV Selvia Majori (Banten), peringkat V Judit Grasia Arda (Kalimatan Barat), peringkat VI Fara Siregar (Banten), peringkat VII Syarifah Alia (Sulawesi Tengah) dan Fairus Iqbal Okta (Aceh) di peringkat VIII.
Sedangkan 10 pembicara terbaik LDBI tahun 2015 yakni peringkat pertama dan kedua diraih peserta dari bali yakni Ester Elizabeth Astria dan Patriasina Celi Budiman, peringkat III Muhamad Akbar (DI Yogyakarta), peringkat IV Putra Widyahandini (DI Yogyakarta) dan peringkat V Farel Fendira (Riau).
Sedangkan peringkat VI Silvia Kristina (Bali), peringkat VII Halimatu Saidah (DKI Jakarta), peringkat VIII Sasarina (Jawa Timur), peringkat IX Nadhia Laela (Jawa Timur) dan Novi Yulia Prubaningsi (DKI Jakarta) di posisi terakhir.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015