Ambon (Antara Maluku) - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara mengunjungi Paparisa Ambon Bergerak, rumah bersama berbagai komunitas kreatif di Kota Ambon, Sabtu malam.
Kedatangan Rudiantara sekitar pukul 22.10 WIT tersebut disambut dengan upacara adat sederhana, berupa tiupan tahuri (kulit kerang) yang kemudian dilanjutkan dengan Rinin, tradisi penyambutan tamu dari Kepulauan Kei, Maluku Tenggara, dan Pasawari, tradisi yang sama dari Pulau Seram, oleh komunitas Bengkel Sastra Maluku.
"Tadi, saya sudah bilang ke Dinas Infokom, kedatangan saya ke Paparisa adalah tujuan utama, acara lainnya hanyalah sampingan," kata Rudiantara saat itu.
Menkominfo yang datang bersama rombongan ICT Watch, berkeliling dan mengecek satu-satu berbagai fasilitas yang tersedia di Paparisa Ambon Bergerak, seperti jaringan internet, `common room`, ruang diskusi, perpustakaan, dan studio musik.
Sebelumnya, ia juga menyempatkan diri untuk menulis sebuah pesan di papan putih, "Paparisa merupakan ekosistem pembangunan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di Ambon, Indonesia memerlukan ribuan Paparisa. Semoga Paparisa Ambon bisa menyebarkan virusnya ke seluruh Indonesia".
"Saya sangat mengapresiasi berdirinya Paparisa, latar belakangnya sama seperti berdirinya NKRI, tidak melihat perbedaan dan latar belakang kelompok etnis maupun agama, semoga ini juga terjadi di daerah lainnya di Indonesia," katanya saat berdiskusi dengan 16 komunitas yang hadir malam itu.
Dengan apa yang telah digagas oleh komunitas kreatif yang ada, kata dia, sebagai bagian dari pemerintah, dirinya berkeinginan untuk membantu proses perkembangan Paparisa Ambon Bergerak, khususnya di bidang TIK.
"Sebagai pemerintah saya ingin membantu tapi pemerintah kan bukan hanya saya, kalau di lingkup Kemeninfo saya masih punya kewenangan, tapi kalau di lingkup nasional masih bisa saya usahakan ke kabinet," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
Kedatangan Rudiantara sekitar pukul 22.10 WIT tersebut disambut dengan upacara adat sederhana, berupa tiupan tahuri (kulit kerang) yang kemudian dilanjutkan dengan Rinin, tradisi penyambutan tamu dari Kepulauan Kei, Maluku Tenggara, dan Pasawari, tradisi yang sama dari Pulau Seram, oleh komunitas Bengkel Sastra Maluku.
"Tadi, saya sudah bilang ke Dinas Infokom, kedatangan saya ke Paparisa adalah tujuan utama, acara lainnya hanyalah sampingan," kata Rudiantara saat itu.
Menkominfo yang datang bersama rombongan ICT Watch, berkeliling dan mengecek satu-satu berbagai fasilitas yang tersedia di Paparisa Ambon Bergerak, seperti jaringan internet, `common room`, ruang diskusi, perpustakaan, dan studio musik.
Sebelumnya, ia juga menyempatkan diri untuk menulis sebuah pesan di papan putih, "Paparisa merupakan ekosistem pembangunan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di Ambon, Indonesia memerlukan ribuan Paparisa. Semoga Paparisa Ambon bisa menyebarkan virusnya ke seluruh Indonesia".
"Saya sangat mengapresiasi berdirinya Paparisa, latar belakangnya sama seperti berdirinya NKRI, tidak melihat perbedaan dan latar belakang kelompok etnis maupun agama, semoga ini juga terjadi di daerah lainnya di Indonesia," katanya saat berdiskusi dengan 16 komunitas yang hadir malam itu.
Dengan apa yang telah digagas oleh komunitas kreatif yang ada, kata dia, sebagai bagian dari pemerintah, dirinya berkeinginan untuk membantu proses perkembangan Paparisa Ambon Bergerak, khususnya di bidang TIK.
"Sebagai pemerintah saya ingin membantu tapi pemerintah kan bukan hanya saya, kalau di lingkup Kemeninfo saya masih punya kewenangan, tapi kalau di lingkup nasional masih bisa saya usahakan ke kabinet," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015