Ternate, 23/1 (Antara Maluku) - Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Maluku Utara (Malut) mengakui kompetensi guru di daerah ini masih rendah, terlihat dari hasil pengujian yang ternyata sebagian besar berada di bawah standar.
"Hasil uji kompetensi guru di Malut yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa waktu lalu, mamang ada guru yang mencapai angka di atas 70, tetapi sebagian besar berada di bawah standar 5,5. Bahkan secara nasional berada di urutan ke-32 dari seluruh provinsi," kata Kadikjar setempat, Imbran Yakub, di Ternate, Sabtu.
Penyebab rendahnya kompetensi guru di Malut cukup beragam, seperti kurangnya motivasi mereka untuk meningkatkan kompetensinya, baik dalam mengajar maupun penguasaan materi pelajaran serta kondisi infrastruktur sekolah tempat mengajar.
Menurut Imbran, banyak guru di Malut yang bertugas di pulau terpencil dan wilayah pelosok. Apalagi, transportasi dan komunikasi dengan ibu kota Kabupaten/Kota relatif terbatas, sehingga menyulitkan guru untuk meningkatkan kompetensinya.
Pemerintah pusat memang telah memberikan tunjangan sertifikasi dan tunjangan guru daerah terpencil. Nmaun, itu belum bisa mendorong guru untuk meningkatkan kompetensi, bahkan fakta di lapangan menunjukan masih banyak guru yang belum bisa mengoperasikan komputer.
Ia mengatakan, untuk meningkatkan kompetensi guru di Malut, Pemprov setempat bersama seluruh Pemkab/Pemkot di daerah ini telah menyiapkan berbagai program khusus, seperti memberikan beasiswa kepada guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3.
Selain itu, mengintesifkan kembali kegiatan pelatihan kepada para guru, baik yang dilakukan melalui Dinas Pendidikan dimasing-masing Kabupaten/Kota maupun bekerja sama dengan pihak terkait lainnya seperti perguruan tinggi setempat.
Ia menambahkan, Dikjar Malut juga terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana di setiap sekolah seperti laboratorium maupun perpustakaan sehingga akan lebih memudahkan guru meningkatkan kompetensinya, termasuk dalam melaksanakan proses belajar kepada siswa setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Hasil uji kompetensi guru di Malut yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa waktu lalu, mamang ada guru yang mencapai angka di atas 70, tetapi sebagian besar berada di bawah standar 5,5. Bahkan secara nasional berada di urutan ke-32 dari seluruh provinsi," kata Kadikjar setempat, Imbran Yakub, di Ternate, Sabtu.
Penyebab rendahnya kompetensi guru di Malut cukup beragam, seperti kurangnya motivasi mereka untuk meningkatkan kompetensinya, baik dalam mengajar maupun penguasaan materi pelajaran serta kondisi infrastruktur sekolah tempat mengajar.
Menurut Imbran, banyak guru di Malut yang bertugas di pulau terpencil dan wilayah pelosok. Apalagi, transportasi dan komunikasi dengan ibu kota Kabupaten/Kota relatif terbatas, sehingga menyulitkan guru untuk meningkatkan kompetensinya.
Pemerintah pusat memang telah memberikan tunjangan sertifikasi dan tunjangan guru daerah terpencil. Nmaun, itu belum bisa mendorong guru untuk meningkatkan kompetensi, bahkan fakta di lapangan menunjukan masih banyak guru yang belum bisa mengoperasikan komputer.
Ia mengatakan, untuk meningkatkan kompetensi guru di Malut, Pemprov setempat bersama seluruh Pemkab/Pemkot di daerah ini telah menyiapkan berbagai program khusus, seperti memberikan beasiswa kepada guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3.
Selain itu, mengintesifkan kembali kegiatan pelatihan kepada para guru, baik yang dilakukan melalui Dinas Pendidikan dimasing-masing Kabupaten/Kota maupun bekerja sama dengan pihak terkait lainnya seperti perguruan tinggi setempat.
Ia menambahkan, Dikjar Malut juga terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana di setiap sekolah seperti laboratorium maupun perpustakaan sehingga akan lebih memudahkan guru meningkatkan kompetensinya, termasuk dalam melaksanakan proses belajar kepada siswa setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016