Ambon (ANTARA) - Untuk mencetak potensi SAR yang kompeten, Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Maluku, menggelar uji kompetensi Medical First Responder (MFR) kepada 50 orang potensi SAR.
Kepala Kantor Basarnas Ambon, Muhamad Arafah di Ambon, Sabtu, menjelaskan uji kompetensi itu merupakan wujud pengakuan Basarnas atas keterampilan dan keahlian seseorang di bidang pencarian dan pertolongan melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dimiliki Basarnas.
"Uji kompetensi ini untuk mendukung pelaksanaan pencarian dan pertolongan di setiap medan operasi terutama di wilayah kerja Kantor Pencarian dan Pertolongan Ambon," ucapnya.
Sementara Direktur Bina Potensi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yang dibacakan Mexianus Bekabel mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk pengakuan yang legal dari negara terhadap keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh Potensi SAR.
"Nantinya, teman-teman sekalian akan diberi sertifikat dan kartu tanda kecakapan bagi yang kompeten dari Direktorat Bina Potensi Basarnas," ujarnya.
Para peserta yang mengikuti kegiatan uji kompetensi MFR hari ini merupakan potensi SAR dari berbagai instansi dan organisasi yang sebelumnya sudah mengikuti pelatihan Teknis SAR Medical First Responder.
Kegiatan uji kompetensi potensi SAR melibatkan empat orang asesor dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), di antaranya satu asessor Basarnas Pusat, dua asesor Kantor SAR Ambon, dan satu asesor dari Kantor SAR Yogyakarta.
Sebelum dilakukan uji kompetensi, Kepala Kantor Basarnas Ambon menutup kegiatan pelatihan teknis potensi SAR Medical First Responder yang dilangsungkan selama enam hari.
"Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana bentuk dan pelaksanaan tugas manusia terutama saat operasi SAR yang dilaksanakan jika terjadi kecelakaan, bencana, maupun kondisi membahayakan yang mungkin terjadi di medan tugas yang sebenarnya," katanya.
Para peserta telah dibekali dengan materi teknis MFR seperti pengantar pertolongan pertama, bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru, transfer korban, pendarahan dan cedera jaringan lunak, cedera tulang leher dan tulang belakang, dan cedera alat gerak.
"Kami berharap kegiatan pelatihan ini dapat bermanfaat dalam mempersiapkan dan membangun potensi SAR sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi potensi SAR, serta dapat membangun kemampuan MFR untuk menunjang pelayanan operasi SAR yang lebih baik lagi," kata dia.*