Ternate, 27/6 (Antara Maluku) - Bupati Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara (Malut), Hendarta Thes meminta agar pelaku pembalakan liar yang selama ini terjadi di Kepsul dapat ditindak tegas.
"Kami telah menerima laporan dari masyarakat adanya penebangan kayu secara ilegal di desa Wailoba, Kecamatan Mangoli Tengah yang sudah meresahkan warga," kata Bupati Hendrata di Ternate, Senin.
Hendrata mengatakan, dampak dari kegiatan pembalakan liar sangat besar yakni lingkungan menjadi rusak dan berakibat langsung pada kehidupan, khususnya manusia.
Selain itu, kerusakan yang terjadi karena aktivitas pembalakan liar saat ini menurut Bupati Hendarta sudah mulai dirasakan dengan kejadian banjir yang sering terjadi di beberapa daerah kecamatan Mangoli.
"Kalau pepohonan sudah ditebang semua, berarti hilang daerah untuk resapan air, sedangkan tanaman lain itukan tidak maksimal penyerapan airnya," kata bupati Hendrata.
Dia mengaku isu lingkungan telah menjadi perhatian nasional dan memang kasus pembalakan liar menjadi perhatian dan akan ditindak tegas pelakunya.
Selain itu, Bupati Hendarta menyatakan, tidak ada ampun bagi mereka karena bisa menghancurkan kabupaten ini ke depan, karena adanya pembalakan liar.
Hendrata mengaku kecewa dengan mantan penjabat bupati, Mohtar Umamit yang menandatangani izin kepada perusahaan, padahal kata pembalakan liar adalah musuh negara dan harus dibasmi.
"Saya tidak setuju Pejabat Bupati menandatangani izin perusahaan untuk membabat hutan. Ini dilakukan Pj dengan sengaja atau tidak mengerti karena dirinya ditugaskan untuk menjalankan pilkada karena masa jabatan bupati sebelumnya telah berakhir, tapi dia malah memberikan izin kepada perusahan," kata Hendrata.
Tidak hanya kasus ilegal loging, Hendrata juga berjanji akan membasmi korupsi, narkoba yang menjadi musuh negara mulai dari korupsi, narkoba dan pembalakan liar adalah musuh negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Kami telah menerima laporan dari masyarakat adanya penebangan kayu secara ilegal di desa Wailoba, Kecamatan Mangoli Tengah yang sudah meresahkan warga," kata Bupati Hendrata di Ternate, Senin.
Hendrata mengatakan, dampak dari kegiatan pembalakan liar sangat besar yakni lingkungan menjadi rusak dan berakibat langsung pada kehidupan, khususnya manusia.
Selain itu, kerusakan yang terjadi karena aktivitas pembalakan liar saat ini menurut Bupati Hendarta sudah mulai dirasakan dengan kejadian banjir yang sering terjadi di beberapa daerah kecamatan Mangoli.
"Kalau pepohonan sudah ditebang semua, berarti hilang daerah untuk resapan air, sedangkan tanaman lain itukan tidak maksimal penyerapan airnya," kata bupati Hendrata.
Dia mengaku isu lingkungan telah menjadi perhatian nasional dan memang kasus pembalakan liar menjadi perhatian dan akan ditindak tegas pelakunya.
Selain itu, Bupati Hendarta menyatakan, tidak ada ampun bagi mereka karena bisa menghancurkan kabupaten ini ke depan, karena adanya pembalakan liar.
Hendrata mengaku kecewa dengan mantan penjabat bupati, Mohtar Umamit yang menandatangani izin kepada perusahaan, padahal kata pembalakan liar adalah musuh negara dan harus dibasmi.
"Saya tidak setuju Pejabat Bupati menandatangani izin perusahaan untuk membabat hutan. Ini dilakukan Pj dengan sengaja atau tidak mengerti karena dirinya ditugaskan untuk menjalankan pilkada karena masa jabatan bupati sebelumnya telah berakhir, tapi dia malah memberikan izin kepada perusahan," kata Hendrata.
Tidak hanya kasus ilegal loging, Hendrata juga berjanji akan membasmi korupsi, narkoba yang menjadi musuh negara mulai dari korupsi, narkoba dan pembalakan liar adalah musuh negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016