Saumlaki, 23/10 (Antara) - Balai Arkeologi Ambon (BAA) memperkenalkan budaya Tanimbar kepada generasi muda melalui kelas inspirasi budaya kepada siswa di desa Sangliat Dol, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).

Koordinator Rumah Peradaban Tanimbar Marlon Ririmase menyatakan, kelas inspirasi budaya merupakan upaya BAA untuk memperkenalkan budaya ke siswa Sekolah Dasar agar mengerti warisan budaya yang dimiliki di kepulauan Tanimbar.

"Kelas inspirasi budaya melibatkan relawan Gerakan Tanimbar Mengajar serta pihak sekolah untuk membantu kami dalam memperkenalkan budaya kepada generasi muda terutama siswa SD Yos Sudarso di desa Sangliat Dol," katanya di Saumlaki, Sabtu.

Ia mengatakan, kelas inspirasi budaya dilakukan Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, I made Gria, kepala Balai Arkeologi Jogyakarta, Bandung serta tim pengajar dari Balai Arkeologi Ambon dan Museum Siwalima Ambon.

"Kelas inspirasi kali melibatkan ahli budaya yang menyampaikan ilmu kepada para siswa, dengan tujuan agar para siswa mengetahui bahwa di desa mereka ada warisan budaya yang sangat berharga seperti Perahu Batu dan Tangga Batu," ujarnya.

Marlon menjelaskan, warisan budaya yang ada di desa Sangliat Dol harus dilestarikan dan dirawat bukan hanya oleh pemerintah tetapi juga masyarakat, terutama generasi muda untuk mengenalnya sejak dini.

Project Officer Gerakan Tanimbar Mengajar Atina Handayani mengatakan, keterlibatan pihaknya dalam kelas inspirasi merupakan bagian program gerakan itu, karena selain mengajarkan siswa tentang pelajaran formal pihaknya mencoba menampilkan sesuatu yang beda yakni memperkenalkan siswa tentang arkeologi dan budaya.

Kelas inspirasi yang digelar di Tanimar merupakan yang ketiga setelah dilakukan sebelumnya di Pulau Yamdena, Tanimbar Selatan, dilanjutkan di desa Sangliat Dol kecamatan Wer Tamrian dan di desa Turmolin pada tahun 2014.

Pelaksanan kedua tahun 2016 di Pulau Selaru dan di kecamatan Yaru sebagai bentuk modifikasi pembelajaran dari kelas inspirasi yang dilaksanakan selama ini.

Menurut dia, selain kelas inpirasi budaya pihaknya juga melaksanakan kelas inspirasi profesi guna memperkenalkan berbagai profesi kepada para siswa.

"Pengajar kelas inspirasi terdiri dari berbagai profesi seperti PNS, TNI dan Polri, dokter dan profesi lainnya. Untuk menjadi pengajar minimal telah menjalani profesi selama satu tahun untuk berbagi cerita mengenai pengalaman mereka selama menjalankan tugas kepada para siswa," tandasnya.

Atina menambahkan, kegiatan ini bertujuan menanamkan semangat gotong royong kepada seluruh pihak, bahwa pendidikan itu urusan bersama, dan untuk menjadi seorang pengajar bukan hal yang mudah.

"Menjadi pengajar berarti memberikan pengalaman dan inspirasi untuk siswa. Kita saat ini juga sementara mencari formula dan wadah interaksi kegiatan yang dapat mengakomodir pihak sekolah dan dinas pendidikan," katanya.

"Kita tidak berjalan sendiri tetapi bersama untuk peningkatan kualitas pendidikan di MTB," katanya menambahkan.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016