Ambon, 24/7 (Antara Maluku) - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menutup kegiatan pelatihan perikanan bagi peserta dari negara-negara Afrika dan Timur Tengah, yang berlangsung di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Ambon, Senin.

Pantauan Antara, pelatihan yang digelar sejak tanggal 17-24 Juli tersebut diikuti 14 peserta dari 12 negara, masing-masing Djibouti 1 orang, Kenya 1 orang, Madagaskar 1 orang, Mozambique 1orang, Mauritania 1 orang, Mesir 1 orang, Namibia 1 orang, Nigeria 1 orang, Senegal 1 orang, Sudan 1 orang, Zimbabwe 1 orang, dan Aljazair 3 orang.

Selama pelatihan, para peserta diberikan materi dan kesempatan mempraktikkan secara langsung alat penangkap ikan ramah lingkungan, seperti perangkap bubu dan Keramba Jaring Apung (KJA), teknik pengolahan produk hasil laut yang dikembangkan di Indonesia dan pengembangan budi daya ikan hias.

Direktur Kerja Sama Teknik Kemenlu RI, Mohammad Syarif Alatas saat menutup kegiatan itu menyatakan, Indonesia akan terus berkontribusi melalui pemberian bantuan peningkatan kapasitas kepada negara-negara lainnya di dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan.

"Sejak tahun 1980an Indonesia telah melaksanakan program peningkatan kapasitas tersebut bagi banyak negara di berbagai belahan dunia," katanya.

Menurut dia, sektor perikanan merupakan prioritas Pemerintah Indonesia dan menjadi salah satu program peningkatan kapasitas unggulan.

"Indonesia akan terus mengembangkan teknologi bidang perikanan yang berkelanjutan," ujarnya.

Melalui pelatihan ini, lanjutnya, Indonesia ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan bidang perikanan, sehingga diharapkan bermanfaat dan dapat diterapkan oleh masing-masing peserta di negara Afrika dan Timur Tengah.

Khusus untuk Afrika dan Timur Tengah, hingga tahun 2016 telah terlaksana 160 program peningkatan kapasitas di berbagai bidang dengan jumlah peserta sebanyak 1.300 orang.

"Dengan keikutsertaan Afrika dan Timur Tengah, diharapkan akan dapat lebih mendorong pengembangan jejaring di antara sesama peserta yang berbeda negara dengan Indonesia," kata M. Syarif.

Ia menambahkan, Pemerintah Indonesia akan terus memberikan bantuan peningkatan kapasitas bagi negara-negara Afrika dan Timur Tengah di bidang-bidang yang menjadi kebutuhan negara-negara tersebut, yang juga sejalan dengan kepentingan nasional.


Keramba Jaring Apung

Michiel A van Viekerk yang biasa disapa Andre, peserta dari Namibia, ketika diminta tanggapan selama mengikuti pelatihan di bidang perikanan, pertama-tama menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada para instruktur/pelatih yang telah memberikan materi selama tujuh hari kegiatan pelatihan.

"Saya memberikan apresiasi kepada para instruktur yang telah memberikan materi pelatihan dengan baik dan mudah dimengerti. Saya juga sangat tertarik dengan Indonesia karena keindahan alam dan masyarakatnya yang ramah, sehingga menyentuh hati untuk akan kembali datang ke Indonesia," katanya.

Disinggung materi pelatihan, menurut Andre, dirinya sangat tertarik dengan keramba jaring apung, karena di negaranya belum ada.

"Setelah mengikuti pelatihan ini, saya sangat tertarik dengan keramba jaring apung. Karena itu saya akan praktikkan atau mengaplikasikan di negara saya," katanya.

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017