Ternate, 24/1 (Antaranews Maluku) - Abrasi di Pulau Moti, Kota Ternate, Maluku Utara makin mengancam permukiman di pulau itu, kata sejumlah warga setempat.

Kendati demikian, kata Muhammad Sofyan--warga Pulau Moti--di Ternate, Rabu, sejauh ini belum ada langkah-langkah penanganan instansi terkait di Pemkot Ternate.

"Kalau air laut pasang dan bertepatan dengan musim keras ombak, air laut masuk sampai ke rumah warga sehingga warga selalu dihantui ketakutan," katanya.

Warga sudah berulang kali meminta Pemkot Ternate untuk membangun tanggul penahan ombak di sejumlah lokasi di Pulau Moti yang terkena abrasi. Akan tetapi, permintaan itu sampai saat ini belum ditindaklanjuti.

Menurut dia, warga selama ini sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi abrasi itu, seperti memasang tumpukan karung pasir dan batu di sekitar rumah yang terancam abrasi. Namun, hanya bisa bertahan beberapa bulan karena kuatnya terjangan ombak laut.

Warga sebenarnya ingin pindah ke lokasi lain yang lebih aman. Akan tetapi, tidak memiliki lahan di lokasi lain, sedangkan untuk membeli lahan baru, terbentur dengan tidak adanya uang mengingat mayoritas warga setempat adalah nelayan tradisional yang penghasilannya pas-pasan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ternate Risfal Tribudianto mengatakan bahwa pihaknya sudah memasukkan masalah abrasi di Pulau Moti itu sebagai program prioritas.

Dinas PUPR akan membangun tanggul penahan ombak di sejumlah lokasi di Pulau Moti. Namun, karena keterbatasan anggaran, pembangunan tanggul penahan ombak di Pulau itu akan secara bertahap dengan prioritas di lokasi yang dinilai sangat mengancam keselamatan permukiman warga.

Ia menambahkan bahwa pembangunan tanggul penahan ombak serupa juga akan dilakukan di sejumlah lokasi lainnya di Kota Ternate, seperti di Pulau Ternate dan Pulau Hiri yang abrasinya sudah mengancam permukiman warga.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018