Ambon (ANTARA) - Anggota DPRD Maluku Hatta Hehanusa menemui warga untuk menampung aspirasi dan keluhan dari warga pada tiga kecamatan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang wilayahnya terdampak bencana banjir dan tanah longsor.
"Tiga daerah yang kami kunjungi adalah Kecamatan Waesala, Kecamatan Huamual Belakang, serta Kecamatan Seram Barat," kata anggota DPRD Maluku, Hatta Hehanussa di Ambon, Senin.
Menurut dia, saat mengunjungi Dusun Haya, Desa Sole di Kecamatan Huamual Belakang, warga setempat mengeluhkan patahnya talud penahan pantai hingga membuat abrasi pantai yang menimpa rumah-rumah warga tersebut.
Dusun yang dihuni hampir 300 Kepala Keluarga ini dihantam gelombang tinggi hingga masjid dan kuburan yang berada tidak jauh dari bibir pantai itu ditutupi oleh pasir.
"Pak tolong kita untuk talud pantai ini, sebab jika tidak maka masjid dan kuburan yang ada ini sudah tertutup pasir," kata Rahma, salah satu warga Dusun Haya seperti dikutip Hatta.
Talud sepanjang 100 meter itu roboh akibat dihantam ombak akibat cuaca ekstrim terjadi sejak beberapa tahun lalu sehingga pasir menutupi kuburan dan sebagian rumah warga di bibir pantai sejak tiga tahun lalu, padahal sebelumnya posisi masjid dan kuburan cukup tinggi posisinya.
Mereka juga resah bila tidak segera ditangani maka masjid tersebut tidak bisa lagi digunakan untuk solat dan warga terpaksa mengungsi.
Politisi Partai Gerindra kemudian menyambangi warga di desa persiapan Tomi-Tomi, dan Desa Tahalupu, Kecamatan Huamual Belakang yang mengeluhkan tidak adanya air bersih, drainasse, dan talud di pantai sepanjang 20 meter roboh.
"Mereka mengaku sulit mendapatkan air bersih dan di dalam desa persiapan Tomi-Tomi itu tidak ada drainase, kemudian ada sungai kecil tetapi tidak ada talud sehingga pemukiman warga terendam banjir saat terjadi musim hujan.
Baca juga: Komisi III DPRD Maluku tinjau lokasi kerusakan akibat banjir di SBB dan Malteng
Selain kedua hal itu, warga juga keluhkan soal minimnya infrastruktur pendidikan membuat terutama tingkat PAUD yang hingga kini masih menggunakan kantor desa sebagai lokasi belajar anak-anak PAUD tersebut.
Sama halnya dengan warga Desa Tahalupu meminta perhatian pemerintah terkait penyediaan air bersih, listrik, talud sungai hingga infrastruktur pendidikan.
Kades Tahalupu, Abdu Rahman Dokolamu juga mengakui untuk mau dapat air bersih saja mereka harus antri, dan bertahun-tahun mereka sangat kesulitan, termasuk sarana pendidikan yang bahkan tidak pernah diperhatikan sama sekali.
Baca juga: Warga Kamariang SBB terdampak banjir terima bantuan 150 bronjong
Menurutnya, ada sejumlah sungai di dalam kampung tersebut yang taludnya sudah ambruk sehingga saat musim penghujan air dan menggenangi pemukiman warga.
"Setiap kali hujan rumah-rumah warga ini selalu terendam akibat luapan sungai karena talud sudah roboh," ujarnya.
Baca juga: Tim SAR evakuasi jasad nelayan asal SBB yang tenggelam
Legislator Makuku tampung aspirasi warga terdampak banjir
Senin, 8 Agustus 2022 18:38 WIB